Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara International Seaweed Symposium (ISS) ke-21 yang dilaksanakan International Seaweed Association (ISA) pada 21 April hingga 26 April 2013.
Kegiatan ISS meliputi symposium, exhibition yang diikuti oleh stand dari luar negeri dan daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan rumput laut, business matching dan kunjungan lapang (lokasi Pantai Pandawa, Nusa Lembongan, Tari Barong di Kintamani, Mengwi, Bedugul, Alas Kedaton dan Tanah Lot).
Pelaksanaan ISS dikelola oleh International Seaweed Association (ISA) dan di dukung oleh Universitas Bakrie diperkirakan kegiatan ini akan dihadiri sekitar 600 orang peserta, dari 60 negara anggota ISA, yang berasal dari kalangan ilmuwan, pakar teknologi, pebisnis dan para pemerhati rumput laut di seluruh dunia. International Seaweed Symposium (ISS) merupakan pertemuan ilmiah dan bisnis yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali untuk mempresentasikan hasil penelitian terbaru, bertukar pikiran dan informasi serta mengembangkan sinergi rumput laut. Kegiatan ini pertama kali diadakan di Edinburgh, Inggris pada tahun 1952 dan terakhir pada tahun 2010 di Ensenada, Mexico.
Penyelenggaraan ISS kali ini mengusung tema ““Seaweed Science for Sustainable Prosperity”. Tema ini menunjukkan bahwa penelitian ilmiah memainkan peranan penting dalam pengembangan rumput laut secara berkelanjutan baik dari sisi pembibitan, budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan maupun pemasaran bertujuan untuk kemakmuran rakyat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu ekspor produk-produk olahan rumput laut bernilai tambah tinggi dalam bentuk produk ATC (Alkali Treated Cotonii), SRC (Semi Refine Caraginan), dan RC (Refine Caraginan). Untuk memacu kinerja ekspor tersebut, KKP mendorong percepatan hilirisasi industri rumput laut. Langkah hilirisasi, akan berdampak pada penguatan struktur industri di dalam negeri, peningkatan nilai tambah, perluasan lapangan kerja, terpenuhinya pasar dalam negeri serta meningkatnya ekspor olahan rumput laut. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo ketika meluncurkan penyelenggaraan International Seaweed Symposium (ISS) di Jakarta, Rabu (16/1).