Pandemi COVID-19 menjadi suatu tantangan yang tengah dihadapi oleh seluruh negara di dunia yang mempengaruhi jalannya kehidupan diberbagai sektor, salah satunya ialah dunia bisnis. Para pebisnis harus tetap melakukan berbagai inovasi agar tetap dapat bertahan. Oleh karena itu, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPkM) dan Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie mengadakan webinar yang bertemakan Asia Pacific Transformation in Post COVID-19 pada Selasa, 24 November 2020 melalui aplikasi Zoom dan Live on YouTube: Universitas Bakrie.
Pada webinar kali ini, Universitas Bakrie mengundang Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D., Vice President Asian Development Bank yang akan membahas mengenai Establishing Sustainable Economic Copperation in Asia Pacific beyond the COVID-19 pandemic dan Diah Satyani Saminarsih, M.Sc., Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO Director General.
Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D., Vice President Asian Development Bank mengatakan bahwa kita harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi keadaan next normal, yaitu memperhatikan Kota sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dan inovasi, mendukung perkembangan UMKM, mengintegrasikan social protection, social safety net, pendidikan dan kesehatan, serta integrasi kemajuan teknologi digital kedalam perencanaan kedepan.
“Suatu negara biasanya lebih sering memperhatikan pembangunan fisik, misalnya infrastrukur pembangunan tol dan sebagainya, diharapkan untuk kedepan kita harus mengimbangi dalam hal social infrastructure sehingga akan menjaga ketahanan negara dari shock seperti pandemi COVID-19 saat ini,” ujarnya.
Pada sesi berikutnya, hadir pula Diah Satyani Saminarsih, M.Sc., Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO Director General dengan pembahasan tentang Strengthening Global Health Collaboration in Asia Pacific beyond the COVID-19 pandemic.
Menurutnya, kita tidak bisa melihat permasalahan kesehatan di Asia Pacific, nasional, maupun dunia hanya pada saat pandemi COVID-19, kita juga harus melihat permasalahan saat masa sebelum pandemi.
“Sebelum adanya COVID-19 ini, banyak permasalahan yang belum terselesaikan seperti meningkatnya berbagai penyakit kronis, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan dan lain sebagainya, untuk bisa keluar dalam permasalahan hal itu diperlukan evidence yang mendorong adanya layanan kesehatan primer yang transformatif,” ujarnya.
Beliau juga mengungkapkan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan dengan cara non kesehatan yaitu melalui komitmen politik, arah kebijakan nasional dan reformasi peraturan tentang pembangunan sektor kesehatan, hukum sub-nasional tentang sistem kesehatan, kolaborasi multi sektor, pentahelix approach, serta keterkaitan kebijakan ekonomi, sosial budaya, komersial, dan lingkungan.