Tim dari Universitas Bakrie, yang terdiri dari  Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia W. Alisjahbana, Ph.D. (Team Leader), I Made Brunner, Ph.D. (Ketua Program Studi Teknik Lingkungan),  Dr Susy Fatena R, ST., M.SC  (Ketua LPP) dan Suwito, ST, Ph.D. (Dosen Teknik Sipil) melakukan perjalanan ke Aarhus University (Denmark) dalam pelaksaanaan preparation phase DBP (Danida Business Partnership) program. Program ini merupakan hibah dari pemerintahan Denmark dalam Educational Strengthening and Capacity Building of the Energy Efficient Building Sector in Indonesia, kerja sama antara DEM (Danish Energy Management, Universitas Bakrie dan Aarhus University).

 

Berikut adalah Journey Report dari Tim Universitas Bakrie selama di Aarhus University (Denmark)

Alhamdulillah, hari Minggu 10 November 2013, kami tim Universitas Bakrie yang terdiri dari:

1.    Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia W. Alisjahbana, Ph.D. – Tim Leader
2.    I Made Brunner, Ph.D. – Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
3.    Dr Susy Fatena R, ST., M.SC – Ketua LPP
4.    Suwito, ST, Ph.D. – Dosen Teknik Sipil
Tiba di Denmark, melalui perjalanan panjang yang cukup melelahkan. Kami berangkat hari Sabtu, 9 November pukul 19.00 WIB ke Singapore. Dari Singapore ke Frankfurt (Germany), Frankfurt – Copenhagen (Denmark). Tiba di Copenhagen, Denmark hari Minggu, 10 November 2013 pukul 09:35 waktu setempat (total flying time sekitar 15 hrs).

Berkat bantuan serta keramahan dari pihak KBRI di kami dijemput di Airport Copenhagen oleh Ibu Riris (First Secretary) dan Bapak Aria Chandra Utama (Second Secretary) dan Mas Yudi (local staff) untuk diantarkan ke kota Aarhus dengan kendaraan KBRI.

Tim UB dijemput oleh Ibu Riris (First Secretary KBRI) di Copenhagen AirportTim UB dijemput oleh Ibu Riris (First Secretary KBRI) di Copenhagen Airport

Cuaca dan suhu di Copenhagen pada saat kami mendarat adalah sekitar 8 derajat diiringi dengan hujan. Perjalanan ke Aarhus ditempuh selama kurang lebih 4 jam melalui pemandangan yang indah serta melalui beberapa jembatan yang menghubungkan pulau-pulau. Kami melalui jembatan terpanjang di Denmark sepanjnag 19 km.

Menuju Aarhus melalui jembatan terpanjang di Denmark sepanjang 19 kmMenuju Aarhus melalui jembatan terpanjang di Denmark sepanjang 19 km

Rombongan akhirnya tiba di kota Aarhus pukul 15.00 waktu setempat. Kami akan tinggal di kota Aarhus selama 5 hari untuk melakukan berbagai kegiatan kerja sama.

Centrum AarhusCentrum Aarhus

 

 

 

 Kick off meeting akan dimulai hari Senin, 11 November 2013 di Aarhus University dengan agenda sebagai berikut:

Monday
1.1 Official welcome and project start
Partner introduction
by Project director Mr. Jørn Lykou, DEM
by Director Mrs. Connie Simonsen, AU ASE by Rector Mrs. Sofia Alisjahbana, UB
 
1.3 Introduction to Indonesia
- Indonesia as a growth market  
- Energy efficiency: National trends and regulations (overall/building sector)
- Challenges and possibilities
- Operating a university in Indonesia (legal/economic framework) by UB, Made Brunner, Ph.D., Prof Sofia W. Alisjahbana
 
Tuesday
2.1 Energy at UB
- Goals and ambitions for energy at UB
- Curriculum design and competence matrix 
- Energy Mapping of current study programmes
- Inclusion of energy in education and research, 
- Involvement of business world and exchange programmes by UB, Made Brunner, Ph.D., Suwito, Ph.D.
 
Wednesday
3.1 Market conditions
- Who is the market? (stakeholders)
- Who are the competitors (other Indo. Universities)?
- Opportunities and challenges in market studies
by Dr Susy Fatena
 
Thursday
4.1 CSR in Danida projects
- Experience with CSR in Danida funded projects, incl. experienced challenges by Mrs. Janni Kronborg, DEM
- Input and experience with CSR at UB/in Indonesia by UB, Suwito, Ph.D.
- CSR as a competence at AU by Mr. Erik Kristiansen, AU
 
4.4 Marketing strategies and student recipient group by Dr Susy Fatena, Prof Sofia W Alisjahbana

Demikian laporan untuk saat ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Ambasador H. Bomer Pasaribu, Ambasador RI di Denmark, kepada Bapak Boy Pasaribu yang telah membantu tim Universitas Bakrie mengkomunikasikan semua itinerary Tim Universitas Bakrie kepada pihak KBRI. 

Laporan berikutnya akan kami sampaikan.
Salam

 

Hari pertama Studi Visit ke Aarhus University dilakukan. Rombongan Univ. Bakrie tiba di kampus Aarhus University, tepatnya di Aarhus School of Engineering (ASE), Dalgas Avenue 2, 8000 Aarhus. Rombongan disambut oleh tim dari Danish Energy Management, yaitu:


1.    Mr. Jorn Lykou, Project Director
2.    Mrs. Kirsten Marianger, Team Leader, Project Leader
3.    Ms. Lise Gade Toppenberg, Consultant
dan tim dari Aarhus University, yaitu:


1.    Mr. Erik Kristiansen, Head of Center for Industrial Cooperation, ASE Project
2.    Mr. Steffen Petersen, Ph.D., Head of Research Group-energy and indoor climate condition, Institute of Engineering (ENG)
3.    Ms. Mette Stig Hansen
4.    Mrs. Conni Simonsen, Director of Aarhus University School of Engineering
5.    Mr. Torsten Rodel Berg
6.    Mr. Peter Damaard Kristensen, International Advisor, Strategy and Partnership at AU International Center


Setelah berkenalan dengan semua tim, Kick-off Work Shop dimulai di gedung ASE yang merupakan gedung tua dan didirikan pada sekitar abad ke 19.

 

Rombongan melihat fasilitas kampus, ruang kelas khusus untuk small group discussionRombongan melihat fasilitas kampus, ruang kelas khusus untuk small group discussion

Acara pertama adalah sambutan dari DEM yang diberikan oleh Mr. Jorn Lykou, DEM Project Director. Ibu Prof. Sofia W. Alisjahbana sebagai ketua tim UB kemudian memberikan sambutannya dilanjutkan sambutan dari pihak AU oleh Mrs. Conni Simonsen, Director of Aarhus University School of Engineering.


Setelah rehat, Project Team Leader, Mrs. Kirsten Marianger, menyampaikan rencana kerja ke depan selama Preparation Phase dari Hibah Danida. Seperti yang diketahui, Hibah Danida terdiri dari preparation phase yang dimulai sejak pertengahan Oktober 2013 sampai awal Maret 2014 yang dilanjutkan dengan implementation phase yang merupakan hibah multi years.

 

Kantin tempat mahasiswa dan dosen makanKantin tempat mahasiswa dan dosen makan

Sebelum makan siang, rombongan UB diajak berkeliling Aarhus School of Engineering untuk melihat fasilitas dan ruang kelas. Kemudian rombongan diundang makan siang di kantin kampus yang terletak di gedung yang sama.
Work shop dilanjutkan dengan Bapak I Made Brunner yang memberi gambaran bagaimana efisiensi energi di Indonesia dilihat dari tren dan regulasi yang ada. Ibu Sofia W. Alisjahbana kemudian memberikan gambaran mengenai bagaimana pendidikan tinggi beroperasi di Indonesia.

Prof. Sofia W. Alisjahbana, sedang memberikan presentasi mengenai Introduction to HE in Indonesia.Prof. Sofia W. Alisjahbana, sedang memberikan presentasi mengenai Introduction to HE in Indonesia.

Bapak Made, Ph.D. sedang melakukan presentasi mengenai energy efficient di IndonesiaBapak Made, Ph.D. sedang melakukan presentasi mengenai energy efficient di Indonesia


Dari pihak AU, Mr. Jens Bennedsen menyampaikan pengembangan subyek energy di AU. Disini dijabarkan sasaran energy, pengembangan kurikulum and matrik kompetensi, keterlibatan dunia bisnis dan program pertukaran. Selanjutnya, Mr Niels Uhre menyampaikan pemetaan energy dalam kurikulum yang ada.

Suasana diskusi (round table discussion and presentation) mengenai sistem pendidikan tinggi di Aarhus University.Suasana diskusi (round table discussion and presentation) mengenai sistem pendidikan tinggi di Aarhus University.

Setelah menyimpulkan pertemuan hari ini, maka Work shop hari pertama dinyatakan selesai dan rombongan kembali ke hotel.

 

Acara hari ke 2 di Aarhus University dimulai tepat waktu pukul 08.30. Hari ini kota Aarhus diguyur hujan sehingga membuat suasana yang dingin semakin dingin (sekitar 8 derajat Celcius).

Acara pertama dimulai dengan presentasi Bapak Made Brunner, Ph.D., Bapak Suwito, Ph.D. Ibu Dr. Susy Rostiyanti dan Prof Sofia W Alisjahbana, Ph.D. mengenai 
1.    Goals and ambitions for energy at UB
2.    Curriculum design and competence matrix.
3.    Energy mapping of current study programs.
4.    Inclusion of energy in education and research
5.    Involvement of business world and exchange programs.

 

Dr Made melakukan presentasi mengenai EE di prodi Teknik Lingkungan.Dr Made melakukan presentasi mengenai EE di prodi Teknik Lingkungan.

Dr Suwito melakukan presentasi mengenai kurikulum di Prodi teknik sipilDr Suwito melakukan presentasi mengenai kurikulum di Prodi teknik sipil


Pada kesempatan ini, tim UB juga memperagakan sistem portal akademik di UB (BIG), bagaimana sistem kuliah dan bagaimana para dosen di UB melakukan kegiatan megajar serta evaluasi apa yang dilakukan para Dosen untuk meningkatan kualitas pembelajaran.

Dr Susy mempresentasikan mengenai portal akademik di UBDr Susy mempresentasikan mengenai portal akademik di UB


Setelah presentasi dari tim UB, acara selanjutnya adalah diskusi dan round table discussion untuk mapping existing kurikulum di Universitas Bakrie dengan kurikulum di Aarhus University. Pada tahap preparation phase ini mapping kurikulum serta pemasukan muatan efficiency energy ke dalam kurikulum UB akan dilakukan untuk prodi Teknik Sipil dan prodi Teknik Lingkungan. Sedangkan pada tahap implemention dari program educational strengthening ini, muatan efficiency energy akan dimasukkan pada prodi lainnya di UB yaitu di prodi Teknik Industri, prodi SIF serta prodi Manajemen. Dengan demikian keterlibatan dari dosen-dosen di UB sangat diperlukan di tahap implementation.

Suasana round table discussion untuk Group 1, dan Group 3Suasana round table discussion untuk Group 1, dan Group 3



Round table discussion mengenai ke 5 topik di atas dilakukan dengan membagi kami semua menjadi 4 group yaitu:

 

  1. Group 1 (Soren, Ibu Susy dan Ibu Sofia): Membahas mapping kurikulum di prodi teknik sipil dilihat dari urutan mata kuliah per semester serta kompetensi berdasarkan teori Bloom yang sejalan dengan KKNI dan kurikulum AU.
  2. Group 2 (Kirsten-DEM, Peder-AU, Bapak Made): Membahas tahap implementation di Prodi Teknik Lingkungan, berupa pertukaran dosen antara UB dan AU. Melalui program pertukaran dosen, masing-masing pihak dapat bertukar knowledge dan belajar dari masing-masing negara mengenai energy efficiency. Indonesia memiliki local wisdom yang berada di daerah tropis, sedangkan Denmark memiliki technology mengenai energy efficiency. Juga dibahas mengenai potential research antara ke dua institusi yaitu UB dan AU di tahap implementation.
  3. Group 3 (Stephen, Bapak Suwito): Memasukkan unsur energy ke dalam kurikulum di prodi teknik sipil saat ini. Semua mata kuliah di prodi teknik sipil berhasil dipetakan dan dapat memuat unsur energy tanpa harus merubah kurikulum operational.
  4. Group 4 (Erick, Kristi dan Lise): membahas mengenai involvement of business world and exchange programs. Pada 9 December 2013 – 15 December 2013, team AU dan DEM akan berkunjung ke Indonesia dan akan melakukan interview dengan business world bersama sama dengan tim UB untuk mendapatkan gambaran mengenai keterlibatan dunia industry di Indonesia terhadap energy efficiency. Business world yang akan terlibat dalam interview ini adalah KPC. EMP, BLD, BSP, Departemen PU dan BUMN (WIKA, Wijaya Karya).

Secara garis besar hasil dari round table discussion pada hari ini adalah:

  1. Awareness tentang efficient energy perlu dilakukan sedini mungkin, dengan memberikan contoh-contoh nyata mengenai efisiensi energy ke dalam semua mata kuliah dasar. Sebagai contoh, memasukkan factor thermal ke dalam contoh soal di mekanika bahan, berapa saving energy yang terjadi dengan mengganti ukuran pipa di dalam contoh soal pada mata kuliah mekanika fluida, dll.
  2. Energy mapping untuk current study program di tahap preparation dilakukan hanya untuk program S1 di prodi Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan. Pada tahap implementation akan dilakukan untuk prodi lainnya yaitu prodi Teknik Industri, Prodi SIF dan Prodi Manajemen.
  3. Matrix kompetensi kurikulum di UB akan disusun dan disesuaikan dengan theory Bloom yang sejalan dengan KKNI dan kurikulum di AU.
  4. Goals and ambitions UB adalah menjadi universitas yang terdepan dalam bidang EE yang tergambarkan dalam semua kurikulum, research serta perilaku dari semua sivitas academikanya.
  5. Program hari ini selesai pada pukul 17.00. Sungguh padat acara dan diskusi pada hari ini, nemun kami semua mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga (SWA).

 


Acara hari ke 3 di Aarhus University dimulai tepat waktu pukul 08.30. Hari ini kota Aarhus memberikan suasana yang lebih ceria dengan munculnya sinar matahari pagi yang cerah.  Suhu udara tetap saja dingin karena inilah cuaca kota ini di akhir musim gugur.
Acara pertama dimulai dengan presentasi Ibu Dr. Susy Rostiyanti mengenai “Market Conditions in Indonesia”.  Ibu Susy menjelaskan mengenai kebijakan yang ada dan belum tersedia di beberapa institusi pemerintah yang seharusnya mempunyai kebijakan yang berkaitan dengan masalah energi.  Beliau juga menjelaskan tentang aktivitas bidang swasta yang nampaknya lebih maju dalam penerapan efisiensi energi.  Hal ini tentunya berkaitan dengan kepentingan dalam penghematan biaya.

Ibu Dr. Susy Rostiyanti menyampaikan presentasiIbu Dr. Susy Rostiyanti menyampaikan presentasi


Mr. Erik menganggapi presentasi Ibu Susy dengan menegaskan bahwa masalah EE (Energy Efficiency) dan RE (Renewable Energy) bukan saja harus dilakukan dari Universitas namun kerjasama dengan bidang industri sangatlah mutlak.  Mrs. Kirsten menanggapinya dengan mengatakan bahwa GBCI lebih berhubungan dengan bidang arsitektural dan belum dari sisi engineering. Seharusnya apa yang dilakukan merupakan upaya kerjasama antara arsitektur dan engineering dalam meningkatkan awareness tentang EE dan RE.  Mungkin jadi UB bisa mengerakkannya dengan menyediakan Prodi yang menyatukan kedua bidang tadi.

Diskusi dilanjutkan dengan pembicara dari Mrs. Merete Christensen dari International Officer Aarhus University. Beliau menjelaskan salah satu programnya adalah Urban Water program yang dipimpin oleh Mr. Peder Hvid Maribo.  Program tersebut merupakan salah satu program yang mendatangkan banyak mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat belajar mengenai air minum dan air buangan di Danmark.  Beliau juga menjelaskan beberapa program lainnya yang berhubungan dengan dunia elektronika, desain mekanikal, dan kesehatan. Program exchange ini lebih dikhususkan untuk mahasiswa tingkat S-1. Program ini dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris, sehingga interaksi antara mahasiswa dan para pengajar dapat terjalin dengan baik.  Masalah tuition fees maupun waivernya, serta beberapa hal teknis lainnya juga didiskusikan dengan Ibu Sofia. Program pertukaran ini juga dapat ditingkatkan hingga ke level graduate level baik untuk pengajar maupun mahasiswa.

Mrs. Merete Christensen (kedua dari kanan) ketika menjelaskan mengenai peranan International OfficeMrs. Merete Christensen (kedua dari kanan) ketika menjelaskan mengenai peranan International Office


Presentasi berikutnya disampaikan oleh Mr. Erik Kristiansen dengan topik “From Market to Education – and Reserve”. Beliau menjelaskan mengapa kerjasama diperlukan, apa hasil yang diharapkan, pendekatan yang dilakukan, dan bagaimana pendekatan ini berkaitan dengan akreditasi. Mahasiswa sebagai customer dalam proses ini mendapat manfaat dengan meningkatnya keilmuan, daya saing, kepercayaan diri mereka. Target adalah untuk mencetak tenaga engineer yang lebih baik dan hal ini dimonitor dalam masyarakat. Sebagai contoh: Vestas sebagai salah satu global wind turbine industry berada tidak jauh dari lingkungan kampus Aarhus.  Beberapa tahun lalu, kegiatan Vestas menurun karena pelambatan permintaan turbin dalam skala besar di dunia. Hal ini memaksa Aarhus untuk merevisi program pendidikan mereka dan juga untuk melakukan inovasi baru mengenai industri wind turbine. Instalasi wind turbine berkaitan erat dengan beberapa faktor diantaranya: planning & siting, wind farms locations, wind turbines types, foundation of the tower, electrical infrastructure, assembly and installation, serta operation and maintenance. Faktor-faktor tersebut dapat dipelajari di bangku kuliah. Namun demikian, satu hal yang perlu dipahami pula bahwa universitas bukan bertujuan untuk mensuplai satu industri saja, misal wind turbine, tetapi lebih kearah industri yang bergerak dalam bidang renewable energi.  Sehingga lulusan akan punya kemampuan untuk bekerja di berbagai industri. Masukan dari industri dapat ditampung dengan cara melakukan survei dengan mereka. Keputusan akhir tetap tentunya berada di tangan universitas.

Mr. Erik Kristiansen ketika menyampaikan presentasi beliauMr. Erik Kristiansen ketika menyampaikan presentasi beliau


Mrs. Kirsten menambahkan bahwa dalam proses desain: programming (dilakukan oleh klien dgn arsitek), concept design (arsitek), DED (arsitek & engineer), konstruction (kontractor), dan operational (user).  Namun dalam pola yang baru dari programming hingga konstruction harus dilakukan oleh design team yang terdiri dari arsitek, engineer, kontraktor, serta users. Sehingga users dalam operasional dapat mengenal bangunan yang ada secara utuh.

Mrs. Kirsten menutup pertemuan pagi ini dengan menyimpulkan diskusi yang telah dilakukan.  Beliau mengingatkan bahwa pembicaraan program masih terfokus pada program undergrad, namun perlu diingat adanya program master dan exchange yang lebih tergantung pada riset.

Mr Steffen ketika menerangkan mengenai asrama mahasiswa yang dijadikan objek penelitianMr Steffen ketika menerangkan mengenai asrama mahasiswa yang dijadikan objek penelitian

Kegiatan dilanjutkan dengan makan siang dan persiapan untuk meninjau lokasi Asrama Mahasiswa dan Navitas (Kampus Aarhus University School of Engineering dan Marine Science yang baru) didaerah pelabuhan.

Bangunan Asrama Bangunan Asrama

Rombongan tiba di asrama mahasiswa ini dibangun dengan konsep EE hingga ke level ruangan.  Monitoring dilakukan secara menerus (setiap rentang 2 menit) untuk mengetahui konsumsi energi, kandungan CO2, kelembaban relatif, dan temperatur dari setiap ruangan. Mr. Steffen menjelaskan bahwa setiap penghuni asrama telah menandatangani kesepakatan bahwa ruangan mereka akan selalu dimonitor untuk mendapatkan gambaran mengenai penggunaan energi berdasarkan demografi pengguna.  Dapat dikatakan bahwa asrama hemat energi tersebut tidak lain adalah laboratorium besar dengan 150 lebih penghuni sebagai salah satu pelaksana riset. 

Kunjungan lain adalah ke Navitas yang menyerupai konsep bangunan student center direncana kampus UB baru. Bangunan ini dibangun dengan menyerap dana hampir mencapai 1 milyar DKK namun dari sisi energi sangatlah rendah sehingga memenuhi standar Energy Efficiency class 1 (standar tahun 2010) yaitu dibawah 50 Kwh/m2. Dinding bangunan dibuat sedemikian sehingga mampu menahan panas yang ada didalam ruangan sedemikian sehingga tidak memerlukan pemanas yang berlebih pada musim dingin.  Pada musim panas, udara dapat bertukar dengan cepat dengan membuka jendela di daerah pintu masuk utama bangunan dan membiarkannya terlepas ke atap yang berada di daerah atrium. Setaip ruangan juga dilengkapi dengan sistem pertukaran udara bertekanan sehingga udara hangat maupun dingin dapat disalurkan dengan lebih efisien dan draft aliran udara tidak terasa. 

Kunjungan selesai ketika udara semakin tersa dingin karena matahari sudah tenggelam dan waktu sudah hampir pukul 5 sore.  Hari panjang akan menunggu kami lagi besok hari.

 

 

Acara hari ke 4 di Aarhus University dimulai tepat waktu pukul 08.30. Hari ini kota Aarhus mendung semenjak pagi hari dan suhu udara terasa lebih dingin daripada kemarin.  Tak terasa pula bahwa hari ini sudah hari Kamis, kami hanya memiliki satu hari lagi untuk bertukar pikiran dan merumuskan banyak hal berkaitan dengan kerjasama antara Aarhus University dan Universitas Bakrie.

Materi pertama disampaikan oleh Mrs. Janni Kronborg dari Danish Energy Management (DEM).  Beliau menyampaikan materi mengenai pengalaman DEM dalam menjalankan program Corporate Social Responsibilty (CSR) yang didanai oleh DANIDA.  Program CSR merupakan salah satu syarat yang diwajibkan oleh DANIDA dalam pelaksanaan program kerjasama ini.  Salah satu tujuannya adalah agar program dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. DANIDA juga akan dengan seksama memantau tidak saja dalam perencanaan program CSR, namun juga pelaksanaannya yang disertai dengan evaluasi program. Program CSR dari DANIDA yang pernah dan masih berjalan di Indonesia berkaitan dengan peningkatkan kesadaran para pelajar mengenai gerakan hemat energi di sekolah dan rumah tanpa mengurangi kenyamanan pengguna. Maskot program ini adalah Bang Konser (Konservasi Energi) yang dipromosikan oleh para siswa.  Para pendukung Bang Konser berupaya melakukan gerakan secara aktif untuk menghemat energi dengan cara mematikan lampu dan AC pada saat mereka tidak dipergunakan. Program CSR harus dapat dilakukan secara menerus sama seperti Bang Konser yang sekarang sudah diadop dan dijalankan di Jawa Tengah.

Presentasi selanjutnya dilakukan oleh Bpk. Suwito, Ph.D, yang mnejelaskan mengenai program CSR yang sudah dijalankan di UB. Beliau menjelaskan bahwa program CSR di lingkungan UB menjadi salah satu pilar yang diwajibkan oleh Dikti, dalam hal ini adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat).  Beberapa kegiatan CSR, seperti pemasangan alat penghematan air di sekolah Daarut Tauhid, program pemanfaatan keilmuan dosen UB oleh PT Donggi, kegiatan Sekolah Aman,

Mr. Erik Kristiansen bertanya mengenai program CSR mana yang akan dapat dilaksanakan sebagai bagian dari program kerjasama sekarang.  Bpk. Made menyarankan program water and sanitation program di sekolah yang dapat digabungkan dengan program hemat energi.  Ibu Kristi dari Dem juga menambahkan program Bank Sampah dan program pengurangan sampah. Diskusi menjadi makin ramai dengan munculnya beberapa pendapat dari masing-masing. Kirsten menyarankan agar semua idea dapat dikumpulkan dulu untuk kemudian dapat dilakukan curah idea dan didiskusikan lebih lanjut.

Mr. Erik melanjutkan presentasi dengan menjelaskan beberapa program yang pernah dijalankan oleh AU.  Diantaranya adalah pemasangan turbin skala kecil di daerah pedalaman Afrika yang dipergunakan untuk menghasilkan energi listrik dan dipakai untuk menjalankan pompa air. Beliau juga menjelaskan bahwa program tersebut didapat dengan mengimplementasikan skema CDIO (conceive, design, implementation, operate) dengan melibatkan mahasiswa dari beberapa disiplin ilmu.

Setelah rehat kopi, diskusi dilanjutkan dengan melakukan curah idea untuk menentukan beberapa CSR prioritas, siapa penerimanya, aktivitasnya, serta waktu pelaksanaan. Mrs. Janni memimpin diskusi dan mengawalinya dengan memperlihatkan beberapa potensi program CSR. Ibu Sofia, menyarankan bahwa salah satu program yang dapat segera dilaksanakan adalah penghematan di lingkungan internal UB.  Diantaranya adalah membatasi suhu ruangan hingga ke level yang tidak terlalu dingin namun nyaman. Program CSR diantaranya adalah awareness melalui manajemen di pengelola kawasan (semisal, BSU) yang menaungi UB dan pasar festival, serta beberapa target sekolah, semisal dengan water and sanitation dan energy program.  Penggunaan lampu hemat energi, keran hemat air, serta beberapa alat ukur dapat dipakai untuk mengukur efektivitas dari kegiatan CSR. Aspek sosial juga dapat diukur dengan melakukan survei kepuasan pengguna.  Kurikulum mengenai hemat energi dan air dapat juga ditambahkan di sekolah target. Awareness dengan sekolah dapat juga ditargetkan pada sekolah tingkat SLTA yang akan menjadi media promosi UB. Konsep lainnya adalah re-desain rumah murah yang hemat energi, baik dari penggunaan material yang tidak menyerap panas sehingga dapat mengurangi penggunaan alat pendingin udara, ataupun penggunaan ventilasi, dan sebagainya. Namun jangan dilupakan bahwa DANIDA projek selalu menghendaki adanya koneksi dengan pihak industri. Potensial industri yang terlibat dapat saja berasal dari Bakrie grup atau industri yang sudah menjalankan program audit energi dengan DANIDA.

Diskusi akan dilanjutkan kembali setelah istirahat makan siang dan shalat. Disela-sela perjalanan menuju kantin, rombongan menyempatkan untuk mengunjungi fasilitas laboratorium sipil, khususnya lab.beton dan lab.dinamik.  Ib Sofia sangat tertarik dengan penjelasan yang diberikan mengenai fasilitas yang ada oleh salah seorang mahasiswa Ph.D. di lingkungan School of Engineering AU.

Diskusi dilanjutkan oleh Mrs. Kim Harell yang menjelaskan mengenai rekruitmen mahasiswa di AU.  Kondisi di Denmark: pendidikan disediakan secara gratis oleh pemerintah, tidak ada regulasi mengenai departemen yang akan diambil dan tidak berdasarkan permintaan pasar, lulusan engineering diharapkan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi daripada bidang lainnya anmun demikian pajak tidak terlalu berbeda, dan pilihan studi didasarkan pada keinginan perseorangan.  Beliau juga menjelaskan bahwa pada tahun 2020, Denmark akan kekurangan sekitar 8000 tenaga insinyur dengan level S-1. Hal ini dapat diakibatkan karena penurunan minat siswa di tingkat pendidikan dasar yang semakin menjauhi pelajaran matematika sebagai dasar ilmu engineer. Beliau juga menyajikan bagaimana proses rekruitmen didasarkan pada data-data statistik berkaitan dengan keinginan siswa belajar engineering. Advertising dilakukan dengan menggunakan online marketing strategy dan juga dengan menggunakan situs kampanye untuk menjelaskan secara singkat tapi menarik apa yang dapat dikerjakan oleh engineer. Sosial media juga digunakan dengan memanfaatkan beberapa ambasador untuk program ini.  Setiap ambasador mendapatkan smart-phone edisi terakhir untuk menunjang kegiatan mereka.

 

Mrs. Kim Harell memberikan presentasi mengenai strategy marketing di Engineering Department AU.Mrs. Kim Harell memberikan presentasi mengenai strategy marketing di Engineering Department AU.

 

 

Berikutnya adalah mengunjungi fasilitas laboratorium beton di AU. Laboratorium beton di kampus ini, tidak sebesar laboratorium di future campus Navitas, namun lengkap dengan peralatan compression and tensile, 3D modeling.

 

Tim Universitas Bakrie disambut oleh PhD Student di laboratorium beton AU.Tim Universitas Bakrie disambut oleh PhD Student di laboratorium beton AU.

 

 

Hari ini acara ditutup pukul 16.00 karena malam hari nanti, tim UB mendapat undangan makan malam di Kahler Villa Dining dari DEM. Pada acara dinner nanti malam, Bapak HE Ambasador RI Dr Bomer Pasaribu dan official staf dari KBRI Denmark akan hadir. Selain rombongan KBRI Denmark, Rector Aarhus beserta tim AU akan hadir pula pada acara tersebut.

Makan malam yang diadakan di Villa Malling and Schmidt dihadiri oleh Yang Terhormat Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark dan Lituania, Bapak Bomer Pasaribu.  Acara juga dihadiri oleh pejabat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Denmark, tamu undangan dari Aarhus University (AU), Denmark Energy Management (DEM), serta dari Universitas Bakrie (UB).  Acara dibuka dengan ucapan selamat datang dari Mr. Jorn Lykou, VP DEM. Pada acara makan malam yang sangat akrab ini Bapak Duta Besar menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kerajaan Denmark atas dukungan yang diberikan, serta kepada pihak-pihak yang telah bekerja dengan penuh semangat untuk menyukseskan program kerja sama ini.  Selanjutnya pihak AU yang diwakili oleh Mrs. Ulla Gjorling, International Director, menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya dengan sungguh-sungguh guna mewujudkan hubungan antara AU dan UB dalam bidang pendidikan terutama pengembangan Energy Efficiency dan Renewable Energy di Indonesia.  Beliau juga menyampaikan bahwa mulai tahun ajaran 2014-2015, pihak AU menyiapkan beasiswa khusus untuk lulusan UB yang akan melanjutkan pendidikannya pada tingkat Master’s degree.  Beasiswa khusus ini mencakup seluruh tuition fees (biaya kuliah) dan juga stipend (biaya hidup) selama menempuh kuliah di AU.  Mrs. Ulla Gjorling menekankan bahwa stipend yang diberikan bernilai dua kali dari stipend rata-rata yang diberikan kepada mahasiswa lokal.


 



Menjelang akhir acara, pihak UB yang diwakili oleh Ibu Rektor, Prof. Sofia Alisjahbana, menyampaikan plakat UB kepada Mrs. Ulla Gjorling dan Mrs. Conni Simonsen, direktur program Magister for Engineering AU.  Pihak DEM juga berkesempatan untuk memberikan cendera mata berupa vas keramik khas Denmark kepada Bapak Duta Besar.  Keakraban di antara seluruh pihak yang terlibat sangat terasa dan hal ini memberikan semangat yang luar biasa demi kesuksesan kerjasama di masa mendatang.

 

Penyerahan plakat UB kepada Mrs. Ulla GjorlingPenyerahan plakat UB kepada Mrs. Ulla Gjorling
 


Hari Jumat pagi pukul 9:00 rombongan UB tiba di kampus AU, di Dalgas Avenue #2.  Materi diskusi difokuskan pada pembuatan kesimpulan dari hasil pertemuan 4 hari terakhir serta langkah-langkah yang harus dicapai dalam waktu dekat ini mengingat tahap persiapan ini harus selesai pada bulan Maret 2014 dan dihasilkan suatu business plan untuk tahap implementasi ke depan. Dalam diskusi juga dibahas person in charge (PIC) untuk masing-masing kegiatan baik dari tim UB, AU maupun DEM. Seluruh anggota tim sepakat untuk mengadakan teleconference melalui skype setiap dua minggu sekali jika ada aspek-aspek yang perlu dibahas secara bersama-sama.  

Kegiatan yang paling dekat akan dilakukan adalah kunjungan dua orang perwakilan dari AU dan dari DEM ke kampus UB pada tanggal 9-13 Desember 2013 ini.  Rencananya perwakilan AU yang akan datang adalah Mr. Soren Wandhal dan Mr. Steffen Petersen yang didampingi Mrs. Kirsten Marianger dari DEM. Para pengajar dari AU akan diberikan kesempatan untuk menjadi Guest Lecturer dan juga memberikan masukan kepada staf pengajar UB mengenai Problem Based Learning (PBL) methods. Selain itu, Prodi TSI dan TLK harus mempersiapkan secara lebih matang beberapa mata kuliah yang akan memasukkan pengetahuan mengenai Energy Efficiency dan juga Renewable Energy dan rencana penelitian yang akan dilakukan pada tahap implementasi.

Acara diakhiri dengan makan siang bersama di kantin dalam suasana yang lebih cair dan akrab dibandingkan pada hari pertama ketika tim UB baru menapakkan kaki di AU.

Solid tim DBP (Danida Business Partnership) berfoto bersama di akhir kunjungan tim UB ke AU. (kiri ke kanan: Dr Susi, Made, Ph.D., Suwito, Ph.D., Prof Sofia, Prof Sore, Mrs Kristi, Steffen, Ph.D., Lise, Kirsten, Prof. Erick Lasse).Solid tim DBP (Danida Business Partnership) berfoto bersama di akhir kunjungan tim UB ke AU. (kiri ke kanan: Dr Susi, Made, Ph.D., Suwito, Ph.D., Prof Sofia, Prof Sore, Mrs Kristi, Steffen, Ph.D., Lise, Kirsten, Prof. Erick Lasse).
 

Pukul 13:30 rombongan UB dijemput oleh pihak KBRI yang pandu oleh Bapak Toyo dan juga oleh Bapak Malik, mahasiswa Ph.D. di Copenhagen University yang berasal dari Universitas Negeri Makassar.  Perjalan menuju Copenhagen akan ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam, dan ini cukup memberikan waktu kepada tim UB untuk dapat sedikit beristirahat. 
Pukul 19.00 rombongan UB diundang makan malam bersama ibu Duta Besar Denmark. Bapak Bomer Pasaribu karena kesibukannya tidak dapat ikut serta dalam acara makan malam. Namun beliau menjadwalkan pertemuan dengan tim UB dan official staff KBRI untuk membicarakan rencana ke depan pada jam 09.00 besok. Tim UB sangat senang dengan undangan makan malam yang menyajikan makanan khas Indonesia. Selama satu minggu tidak menikmati masakan Indonesia membuat kami merindukan masakan yang biasa dimakan sehari-hari.

 Makan malam di Wisma Indonesia bersama dengan Ibu Hj. Bomer Pasaribu.Makan malam di Wisma Indonesia bersama dengan Ibu Hj. Bomer Pasaribu.