Universitas Bakrie kembali memperkuat komitmennya dalam menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja di era digital melalui Guest Lecture bertema "From Data to Decisions: Building a Resilient and Secure Digital HR Ecosystem". Kegiatan ini menghadirkan pakar digitalisasi HR dari PT Telkom Indonesia, Dr. I Ketut Agung Enriko, S.T., M.Sc., berlangsung secara daring pada Sabtu 19 April 2025, diikuti oleh mahasiswa Program Studi Manajemen dan Teknik Informatika Universitas Bakrie.

 

Acara ini dibuka secara resmi oleh Prof. M. Taufiq Amir, S.E., M.M., Ph.D., selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Bakrie. Dalam sambutannya, Prof. Taufiq menegaskan pentingnya kolaborasi lintas bidang dalam menghadapi era digital. “Kolaborasi multidisiplin adalah kunci sukses di era digital. Mahasiswa perlu memahami teknologi sekaligus memahami manusia sebagai penggunanya. Harapan kami, acara ini bisa menjadi jembatan menuju kolaborasi nyata antar program studi” ujar Prof. Taufiq.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Program Studi Teknik Informatika,  Iwan Adhicandra, S.T., M.Sc., Ph.D., SMIEEE. Ia menyebut kolaborasi ini merupakan langkah strategis agar mahasiswa semakin siap bersaing secara global. “Sinergi antar bidang, seperti Teknik Informatika dan Manajemen, sangat penting untuk melahirkan lulusan yang adaptif terhadap kebutuhan industri yang terus berkembang” jelas pak Iwan.

Dalam paparannya, Dr. Agung Enriko secara mendalam membahas bagaimana teknologi digital menjadi fondasi utama dalam membangun ekosistem pengelolaan sumber daya manusia (HR) yang efektif, efisien, dan aman. Ia menekankan bahwa data analytics kini menjadi kebutuhan vital perusahaan untuk mengambil keputusan secara tepat dan objektif dalam berbagai aspek HR, mulai dari rekrutmen hingga pengembangan karier.

“Di Telkom Indonesia, pemanfaatan data bukan lagi sekadar opsi, tetapi keharusan. Kami menggunakan data analytics untuk memahami perilaku dan kebutuhan karyawan, sehingga keputusan perusahaan menjadi lebih proaktif dan prediktif” jelas Dr. Agung.

Lebih lanjut, Dr. Agung juga menyampaikan bahwa digitalisasi dalam HR harus diikuti dengan sistem keamanan siber yang kuat. Ia mengingatkan bahwa data karyawan termasuk informasi yang sangat sensitif, sehingga perlindungan terhadap data tersebut menjadi prioritas utama perusahaan.

“Kami menerapkan Zero Trust Architecture di Telkom. Ini artinya kami tidak otomatis mempercayai siapa pun yang mengakses sistem kami. Setiap akses harus melalui autentikasi ketat dan dibatasi hanya untuk kebutuhan spesifik, papar Dr. Agung.

Dalam sesi ini, Dr. Agung turut membagikan studi kasus implementasi digitalisasi HR di Telkom, termasuk penggunaan platform MyDigilearn yang memungkinkan personalisasi pelatihan bagi setiap karyawan, hingga implementasi dashboard berbasis KPI dengan dukungan machine learning. Ia juga menyebutkan pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) serta Machine-to-Machine (M2M) yang membantu percepatan alur kerja antar-divisi.

“Teknologi seperti IoT dan machine learning tidak hanya mempercepat proses, tapi juga memungkinkan kolaborasi antar tim secara lebih efektif dan efisien” tambahnya.

Moderator kegiatan ini, Ananda Fortunisa, S.E., M.Si., selaku dosen pengampu Mata Kukiah Digital HR & People Analytics dari Program Studi Manajemen Universitas Bakrie, mengatakan bahwa acara ini dirancang agar mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mendapatkan insight langsung dari pelaku industri.

“Kami ingin mahasiswa memiliki bekal yang kuat saat mereka lulus nanti. Pemahaman yang mereka dapatkan hari ini akan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan di dunia kerja yang semakin digital” ujar Ananda.

Acara yang berlangsung selama dua jam ini mendapat antusiasme dari peserta. Mahasiswa berdiskusi mengenai berbagai isu, mulai dari tantangan implementasi artificial intelligence dalam HR hingga keamanan teknologi digital.

Salah satu pertanyaan yang diajukan ialah “Bagaimana Telkom Indonesia mengintegrasikan praktik keamanan siber ke dalam sistem digital HR mereka?”. Menjawab hal tersebut, Dr. Enriko menjelaskan bahwa setiap aplikasi, termasuk sistem HR, harus melalui serangkaian tahapan asesmen keamanan seperti vulnerability assessmentpenetration testingstatic & dynamic application security testingcompliance testing, serta log monitoring. Selain itu, pengguna sistem juga diwajibkan menandatangani pakta integritas dan mengikuti sistem pengelolaan akses berbasis user access matrix yang ditinjau secara berkala. Semua langkah ini dilakukan sebagai bagian dari pemenuhan standar keamanan seperti ISO 27000.

Melalui kegiatan ini, Universitas Bakrie ingin memperkenalkan mahasiswa pada kebutuhan dunia industri agar mereka lebih siap menghadapi tantangan di era digital.