Senin, 27 Mei 2024, Acara Guest Lecture yang bertemakan "Sistem Informasi Keamanan Cyber" diadakan untuk mahasiswa Sistem Informasi Universitas Bakrie dan dipandu oleh narasumber utama, R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, S.E., M.A., M.A., War College Dip., M.PP., Ph.D., dan Eko Yuwono, Experienced Director of Information Technology, serta Prof. Dr. Hoga Saragih, S.T., M.T., IPM., CIRR., MIEEE., M.T.H., Ph.D., dengan moderator Brian Arnesto Sitorus, S.Kom., M.Sc., Dosen Tetap Sistem Informasi. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa tentang pentingnya sistem informasi dalam menjaga keamanan cyber di era digital saat ini.

Acara dibuka dengan paparan yang diberikan oleh Eko Yuwono. Beliau menyampaikan bahwa saat ini kejahatan cyber semakin canggih, terutama melalui aplikasi WhatsApp. Begitupun OTP dan M-Banking rentan karena password dapat dengan mudah diakses oleh hacker. Perang saat ini tidak lagi dilakukan secara fisik melainkan melalui peretasan sistem informasi suatu negara. Indonesia sering menjadi target serangan cyber karena memiliki salah satu tingkat penggunaan internet tertinggi di dunia. Keamanan cybersecurity di Indonesia sangat lemah, sebagai perbandingannya Australia sudah memiliki cyber army sejak tahun 1990. Institusi pendidikan seperti universitas sangat rentan terhadap serangan cyber, contohnya Universitas Indonesia (UI) yang hingga kini masih sering menghadapi serangan. Menjadi IT admin di Universitas adalah tugas yang paling sulit karena serangan dapat datang baik dari luar maupun dari dalam. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan saat ini adalah sering mengganti password, selalu melakukan backup data secara rutin, berhati-hati saat membuka TikTok dan jangan mengklik link di komentar yang bisa jadi adalah phising, dan jangan menyimpan data pribadi di laptop; jika memungkinkan mulai mengenkripsi data sendiri.

Narasumber kedua, Wibawanto, membahas “Republik Indonesia Cyberpower and Competitive Advantage in the Indo Pacific”. Dikatakan bahwa setidaknya 50 tahun ke depan, jika sebuah negara ingin maju, maka negara tersebut harus kuat di bidang cyber. Saat ini Indonesia berada di dalam dinamika kerjasama, kompetisi, dan konflik global antara Global North dan Global South berdasarkan kekuatan ril dan dominasi politik-ekonomi. Indonesia sangat strategis karena berada di persimpangan Samudra Pasifik yang dikuasai oleh negara-negara superpower seperti Amerika, Jepang, dan Prancis, serta Samudra Hindia yang melibatkan India. Indonesia dan Singapura adalah dua kekuatan utama dalam ASEAN, sehingga sangat penting bagi Indonesia untuk membangun kekuatan cyber (cyberpower) yang kuat. Indonesia harus mempunyai kekuatan siber (cyber power) yang berdaya tangkal di tingkat global. Pemerintah harus memberikan prioritas utama terhadap percepatan pembangunan kekuatan siber nasional RI.