Jakarta, 28 Oktober 2022 – Prodi Manajemen Universitas Bakrie telah menyelenggarakan Guest Lecture dengan tema “Championing Prestige Beauty Market with SK-II as Market Leader”, pada 28 Oktober 2022 pukul 18.30 s/d 20.30 WIB melalui zoom meeting. Acara ini berisi rangkaian pemaparan inspiratif dari Chaerun Nisa Putri, sebagai Business Unit Head SK-II Indonesia. Guest Lecture dari Prodi Manajemen Universitas Bakrie kali ini, membahas terkait Management Process SK-II sebagai market leader pada Prestige Beauty Market.

Guest Lecture dengan tema “Championing Prestige Beauty Market with SK-II as Market Leader” yang berfokuskan pada upaya SK-II yang berhasil melakukan branding terhadap mereknya, serta mampu mengatasi daya saing pasar dan kebutuhan konsumen. Acara ini membahas secara detail, terkait planning, organizing, leading dan controlling dari Manajemen SK-II, agar mampu terus memenuhi kebutuhan konsumen dan menghadapi kompetitornya. Melalui acara ini diharapkan akan diperoleh insight, knowledge, serta guidance bagi anak muda untuk melihat ideal view dan memahami mitigation plan dari berbagai kasus yang dihadapi dan sukses dihadapi oleh SK II.  Selain itu, diharapkan pula anak muda mampu mengimplementasikan berbagai teori yang diperoleh saat pembelajaran, sebelum terjun langsung dalam dunia bisnis. Acara ini dibuka secara langsung oleh Holila Hatta S. Pd., M.M, sebagai moderator dalam kegiatan Guest Lecture ini.

Sejalan dengan metode pembelajarannya, yaitu experiential learning, Prodi Manajemen Universitas Bakrie memberikan kesempatan pengalaman kepada mahasiswa dan masyarakat umum, untuk berdiskusi dan bertanya langsung kepada pembicara, terkait topik yang dipaparkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisa berfikir analitik mereka.  

Secara garis besar, kegiatan ini membahas 3 topik besar terkait SK-II, diantaranya topik I: Planning, yang membahas tentang dasar-dasar inovasi dalam perencanaan campaign sebagai kunci kesuksesan. Memenuhi kebutuhan konsumen tidak cukup untuk menjadikan sebuah merek menjadi pilihan utama konsumen, tetapi dibutuhkan pula serangkaian inovasi pemasaran yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan pasar. Topik II: Organizing, yang membahas tentang struktur organisasi yang benar, yang mampu mendukung satu sama lain dan memiliki tujuan yang sama. Seperti contohnya pada perusahaan, beberapa bagian penting seperti R&D, Sales, Marketing, Supply Chain dan Finance, memiliki tugas masing-masing yang langsung diawasi oleh Division Admin dan Business Unit Head. Topik III: Leading, yang membahas terkait tantangan potensial dalam peluncuran produk. Dalam melakukan peluncurkan produk, dibutuhkan hubungan cross-functional antar bagian fungsi dari perusahaan seperti tim marketing, tim sales, dan tim finance. Karena ketidaksesuaian antar tim akan mengakibatkan arah dan harapan yang tidak jelas, dan pada akhirnya mampu menganggu saluran distribusi dari peluncuran produk. Topik IV: Controlling, yang membahas tentang monitoring untuk meningkatkan produktivitas, antara lain dapat dilakukan dengan memperhatikan Distribution & Footprint, Space & Location, Pricing and Promotion, Retail Experience, BC & Operation, serta Stewardship at Execution.

Opini dari Nadia Moktaviani Sitinjak, SK II merupakan merek kosmetik yang telah banyak dikenal masyarakat, dan memiliki perspektif yang positif karena review yang diberikan masyarakat juga baik. Pertanyaannya, “SK-II merupakan salah satu merek Prestige Beauty, dan sebagai merek kosmetik yang popular saat ini, apa yang menjadi weakness SK II dalam pasar tersebut?”, dijawab oleh Chaerun Nisa Putri menerangkan bahwa Pretige Beauty market itu memiliki customer dan segmentasi pasar yang berbeda. Biasanya, yang menjadi target dari Prestige Beauty Market itu adalah masyarakat yang memang pengguna skincare, dan tidak memiliki sensitive terhadap harga. Customer seperti biasanya akan mencari added value dari sebuah produk atapun jasa yang diberikan. Selain itu, bagaimana membuat customer tetap merasa puas dengan produk SK-II yang digunakan. Ketika sebuah brand tidak mampu menjaga added value dan kepuasan dari pengguna, Maka kedua hal tersebut dapat menjadi weakness.

Opini dari Dinda Nadyan, SK-II merupakan sebuah brand yang dipasarkan ke kalangan atas dari segi biaya. Pertanyaannya, “Bagaimana cara SK II menghadapi kompetitor dalam market landscape?” dijawab oleh Chaerun Nisa Putri menerangkan bahwa, Yang pertama menjadi challange prestige beauty market adalah bagaimana cara kita bisa mempresentasikan added value yang tepat, sehingga kita bisa menarik pengguna baru dari SK II. Dan bagaimana SK II mempertahankan pengguna baru tersebut menjadi loyal customer dari sekian banyak offer yang diberikan sehingga customer tetap satisfy dengan pelayanan yang diberikan dari SK II.

Opini dari Thoriq Almusalli, Sangat memungkinkan bagi sebuah brand, untuk memiliki produk yang banyak peminat di pasar, dan memungkinkan pula terdapat produk yang memiliki kekurangan peminat. Pertanyaannya, “Apakah yang dilakukan SK II untuk menangani persoalan tersebut?  dijawab oleh Chaerun Nisa Putri menerangkan bahwa penanganan awal yang akan dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian untuk mengetahui insight terkait penyebab produk SK II ini memiliki kurang peminat. Bagi SK II, hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya informasi dan pemahaman terkait added value yang diperoleh konsumen. Penanganan yang dilakukan oleh SK II yakni dengan melakukan peluncuran produk ulang dan membuat campaign yang hanya fokus terhadap produk tersebut, tanpa mengubah formulasi dan kemasan. Campaign tersebut dilakukan ke berbagai channel seperti Instagram dan facebook. SK II tidak langsung melakukan penarikan produk, karena untuk mencapai titik tersebut, dibutuhkan berbagai pengkajian dan membutuhkan waktu sekitar 2 tahun sebelum memutuskan untuk menarik produk yang memiliki kekurangan peminat.  

Rangkaian acara Guest Lecture “Championing Prestige Beauty Market with SK-II as Market Leader”, ditutup dengan sesi dokumentasi.