Senin (18/12/2017), Program Magister Manajemen Universitas Bakrie mengundang Kilala Tilaar, Creative and Innovation Director of Martha Tilaar Group untuk menjadi salah satu dosen tamu dalam acara sharing session yang dihadiri oleh Mahasiswa Program MM UB. Tema sharing session kali ini adalah Managing Innovation: Living in Uncertain Times.
Beberapa riset menunjukkan bahwa ekonomi di Indonesia memiliki pertumbuhan yang bagus namun terdapat perlambatan pertumbuhan di sektor fast moving consumer good (FMCG) Indonesia. Oleh karena itu, kehadiran Kilala Tilaar untuk memberikan sharing session mengenai bagaimana cara untuk memanfaatkan momentum agar bisnis tetap bertahan di era persaingan global ini dengan memanfaatkan inovasi dan mengetahui target market yang tepat.
Dalam sharing session tersebut, hadir pula M. Taufiq Amir, SE., MM., Ph.D, salah satu dosen MM UB sebagai moderator. Pada sharing session ini, Kilala Tilaar membagikan cerita mengenai filosofi yang dimiiki oleh Martha Tilaar Group yang dikenal dengan sebutan DJITU. DJITU memiliki kepanjangan yaitu Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet. Filosofi ini diberlakukan untuk seluruh karyawan Martha Tilaar agar dapat mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, Kilala Tilaar juga menceritakan mengenai awal mula dari adanya Martha Tilaar Group yang awalnya hanya dari garasi dengan seorang pegawai, saat ini sudah memiliki 11 brand perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan serta sudah memiliki 4000 karyawan dimana 80% dari karyawan tersebut adalah wanita.
Kilala Tilaar mengatakan bahwa business value tidak hanya untuk besok saja namun juga harus dipikirkan untuk saat ini dan manfaatnya untuk konsumen. Kilala Tilaar juga mengkaitkan pernyataan tersebut dengan value yang dimiliki oleh Martha Tilaar Group yaitu Trihita Kirana yang berasal dari Bali dan memiliki arti bahwa semua yang harus kita lakukan adalah hubungan kita dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Selain itu juga diambil dari bahasa Jawa kuno yang disebut sebagai Rupasampat Wahyabyantara yang menyimbolkan bahwa kecantikan hanya bisa didapat dengan keseimbangan antara inner beauty dengan outer beauty. Sehingga dari business value tersebut yang harus dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan dengan kearifan budaya lokal (local wisdom) dan pastinya harus dikemas dengan teknologi.
Selain itu, Kilala Tilaar juga memberikan pengalamannya bahwa perusahaan tidak hanya sekedar menjual bisnisnya untuk pelanggan, namun juga harus memperhatikan pelanggannya salah satunya adalah dengan cara menjaga keamanan dan kealamian dari produk yang dijual. Misalnya dari Martha Tilaar yang mengkampanyekan safe cosmetic alliance, bagaimana cara Martha Tilaar Group membuat konsumen sadar untuk memperhatikan bahan apa saja yang terkandung dalam kosmetik yang mereka gunakan. Selain itu, Kilala Tilaar juga memberitahukan bahwa Martha Tilaar Group peduli terhadap bidang pendidikan dengan mendirikan Martha Tilaar Innovation Center yang difungsikan untuk penelitian yang nantinya akan dijadikan sebagai produk Martha Tilaar dan berdampak untuk masyarakat luas.
Selain sharing session, melalui kegiatan ini mahasiswa MM UB juga diberikan kesempatan untuk mencoba produk dari Martha Tilaar Group seperti Biokos, Solusi, dan Sari Ayu. Dengan adanya kegiatan sharing session ini, mahasiswa MM UB juga sekaligus dapat melakukan konsultasi atau tanya jawab mengenai bagaimana memanfaatkan inovasi agar sesuai dengan kebutuhan target audiens dan permasalahan yang biasa terjadi dalam dunia bisnis. Hal tersebut memberikan peluang bagi mahasiswa MM UB untuk memahami pemahaman secara real case dan juga mendapatkan ilmu dan pengalaman langsung dari ahlinya. Tentunya hal ini untuk menunjang kegiatan pengajaran yang dikonsepkan oleh MM UB sesuai dengan kebutuhan mahasiswa MM UB.