Kamis, 6 Desember 2018. Cuaca pagi yang baik untuk memulai aktifitas. Hari itu, mahasiswa/I Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie angkatan 2016-2018 melakukan kunjungan ke PT Sanghiang Perkasa. Kami berangkat dari Universitas Bakrie menuju lokasi pukul 06:15.

Perjalanan cukup diselimuti dengan kemacetan di area Tol, tetapi terasa amat mengasyikkan dengan adanya canda tawa kami. Pak Ardi dan Bu Laras (dosen pendamping) mungkin hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala ketika melihat kegaduhan kami. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai di lokasi. Kunjungan ini merupakan yang pertama kali bagi mahasiswa/I Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie angkatan 2018. Terlihat sangat jelas kegembiraan dan semangat yang terpancar di wajah kami. Karena bagi kami, dengan adanya Field Visit Program ini kami bisa mendapat banyak pengalaman dan pelajaran yang tidak kami peroleh di kelas perkuliahan, termasuk adanya “oleh-oleh” yang biasanya kami dapatkan ketika kunjungan, hehe…

Mungkin sedikit terdengar asing bagi sebagian orang mengenai nama PT Sanghiang Perkasa. Tapi semua orang akan mengerti ketika mendengar nama Kalbe Nutritionals. Ya, Kalbe Nutritionals adalah industri yang bergerak dibidang kesehatan dan salah satu anak perusahaan dari Kalbe Farmasi Tbk. Sebenarnya pada awal didirikannya Kalbe Nutritionals diberi nama PT Sanghiang Perkasa, ini lah mengapa Kalbe Nutritionals dan PT Sanghiang Perkasa ini merupakan satu industri yang sama. Pabrik Kalbe Morinaga Indonesia  itu sendiri berada di kawasan industri Karawang, Jawa Barat.

Ketika sampai di Kalbe Nutritionals, kami disambut hangat oleh pihak Kalbe Nutritionals. Pada saat kami masuk ke ruangan seperti ruang rapat yang rapi nan elok, kami disuguhkan beberapa pilihan menu saat coffee break, seperti kopi, teh, dan beberapa produk Kalbe Nutritionals. Benar kan kami mendapat “oleh-oleh”, hehe… Kami saling berebut seolah akan kehabisan menu yang disediakan. Wajar saja, karena kami suka yang gratis. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari pihak Kalbe Nutritionals dan pemberian arahan sebelum memasuki area produksi dan warehouse.

Kami dibagi dalam dua kelompok besar, satu kelompok mengunjungi area produksi terlebih dahulu dan satu kelompok yang lain mengunjungi warehouse. Di area produksi kami didampingi oleh salah satu staff dari bagian produksi. Sedangkan yang mendampingi kami saat mengunjungi warehouse adalah kepala gudang (warehouse) dari Kalbe Nutritionals. Sebelum memasuki area produksi, sesuai arahan yang telah kami dapatkan di ruang rapat, kami harus memakai pakaian yang berwarna hijau, penutup kepala, penutup sepatu, dan mencuci tangan dengan sabun.

Saat di ruang produksi kami hanya diizinkan untuk masuk ke zona yang lantainya berwana putih dikarenakan zona ini dirasa masih cukup aman atau sedikit kemungkinan untuk terjadinya cross-contamination. Disana kami ditunjukkan alur produksi dari awal hingga akhirnya dikemas. Ternyata pabrik yang kami kunjungi hanya melakukan produksi produk berbentuk bubuk dengan raw material yang diterimanya sudah dalam bentuk bubuk pula. Tahapan produksi dilakukan awalnya dengan membuka bungkus primer dari raw material. Lalu dilanjutkan dengan proses preparasi yakni dengan mengatur jumlah seluruh bahan yang diperlukan untuk setiap batch-nya yang kemudian diantar ke bagian dumping di gedung paling atas dengan elevator khusus bahan. Bahan-bahan tersebut akan melalui berbagai proses lanjutan yakni dumping, cleaning, mixing. Setelah proses mixing, dilakukan uji oleh quality control terlebih dahulu guna menjaga mutu dan keamanan dari produk. Setelah dikatakan lulus maka produk siap untuk dikemas. Dari lantai teratas yakni lantai 6 hingga kembali lagi untuk dikemas di lantai 2 menggunakan sistem gravitasi untuk mempermudah pekerjaan serta mengurangi cost. Produk yang telah dikemas kemudian dihantarkan ke bagian warehouse. Produk dari Kalbe Nutritionals ini diantaranya produk susu bubuk zee, diabetasol, entrasol, prenagen dan masih banyak lagi.

Setelah mengunjungi area produksi kami mengunjungi area warehouse. Di warehouse, kami harus tetap memakai pakaian yang berwarna hijau dan penutup sepatu ditambah dengan topi yang berwarna kuning guna melindungi kepala kami bilamana tertimpa sesuatu di area warehouse. Disana kami diajak mengelilingi seluruh bagian warehouse dari tempat awal penerimaan bahan dan packaging, tempat penyimpanan bersuhu ruang, tempat penyimpanan bersuhu dingin, tempat penyimpanan bersuhu beku dan tempat penyimpanan produk jadi atau produk akhir. Pada tempat penyimpanan bersuhu dingin dan bekulah yang paling berkesan, karena saat masuk ke dalamnya terasa seperti berada di Jepang bahkan Antartika, maklum Indonesia apalagi Jakarta kan panas jadi tidak terbiasa. Hal yang menarik adalah bahwa Warehouse merupakan area yang paling luas dibandingkan dengan area produksi. Sampai-sampai kepala bagian warehouse  mengatakan bahwa Kalbe Nutritionals bukanlah pabrik, melainkan gudang. Diakhir sesi keliling warehouse kami dipertemukan dengan salah satu alumni Universitas Bakrie yakni Kak Anggara yang merupakan alumni Universitas Bakrie dari jurusan Teknik Industri yang kini bekerja di bagian warehouse Kalbe Nutritionals. Disana beliau menjelaskan tentang GMP (Good Manufacturing Practices) serta hal hal yang terkait antara Teknologi Pangan dengan warehouse.


Saat mengunjungi warehouse Kalbe 
Setelah selesai mengunjungi area produksi dan warehouse, kami kembali ke ruangan rapat dan acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta dan pihak Kalbe Nutritionals. Lalu, tak lupa kami foto bersama sebagai kelengkapan barang bukti atas kunjungan kami dengan jepretan di halaman depan Kalbe Nutritionals
Saat sesi foto bersama antara peserta dan pihak Kalbe Nutritionals
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13:30. Kaki kami pun melangkah pada bus besar yang akan mengantar kami pulang. Dalam waktu 4,5 jam, begitu banyak ilmu, pengalaman, dan “oleh-oleh” yang kami peroleh. Perjalanan pulang dilanjutkan setelah kami selesai makan siang. Hujan dan kemacetan mengiringi perjalanan kami. Kami pun mulai merindukan kasur …. Ditulis oleh : Opin Oktavia dan Yulita Wulansari -  mahasiswi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie angkatan 2016.