Jakarta (19/5)-Pengembangan produk pangan tidak terlepas dari ekspektasi konsumen yang selalu berubah. Untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen maka dibutuhkan metode yang tepat. Salah satu metode untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen adalah metode survei. Kegagalan mengintepretasikan hasil survei berakibat produk menjadi gagal mendapatkan “market positioning”. Disamping itu, komposisi demografi juga merupakan hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan pengembangan produk pangan. Konsumen muslim merupakan pasar yang sangat besar di Indonesia dan memiliki ciri-ciri khusus terutama terkait masalah halal dan pola konsumsinya.

Hal-hal tersebut yang menjadi latar belakang dari GL yang diadakan oleh Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) yang mengupas tentang bagaimana mendesain metode survei dan intepretasi data dengan narasumber Dr. Dedi Waluya (Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik RI) dan Perilaku konsumen muslim dari sudut pandang Ilmu Statistik yang disampaikan oleh Dr. Hendri Tanjung (Dosen Universitas Ibnu Khaldun-Bogor). Terlebih profesi di bidang Ilmu dan Teknologi Pangan merupakan garda depan, khususnya dalam FMCG industry, ujar Ardiansyah, Ph.D, Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dalam sambutannya.


Sementara itu, Dr. Dedi Walujadi Sekretaris Utama BPS RI menekankan tantangan yang tersulit dalam melakukan survey adalah “Bagaimana menghasilkan data dan statistik yang berkualitas
dan strategi memotret lingkungan sosial dan ekonomi yang dinamis” ujarnya dalam paparan materinya yang berjudul "Bagaimana Mendesain Survey dan Interpretasi data yang diperoleh".
Sedangkan menurut H. Hendri Tanjung, Ph.D melihat Perilaku Konsumen Muslim dari Sudut Pandang Ilmu Statistik, beliau juga menjelaskan fenomena yang berlaku pada saat ini dalam Dalam consumen behaviour yang disebutnya Fantastic Four, yaitu Finance, Food, Fashion dan Fun. dalam paradigm baru ini banyak ditemukan business opportunity, sehingga penting dilakukan research based on statistic, beliau juga memaparkan Challenging Consumen Behaviour, yaitu factor-faktor eksogen dalam perilaku konsumen diantaranya, Efek harta dan pendapatan, Efek Teknologi, Efek lingkungan, Efek jumlah, sifat dan biaya informasi, Efek selera dan keinginan


sedangkan yang terakhir adalah Efek kepercayaan, agama dan budaya. “Orang dengan pendapatan menengah ke atas akan mencari quality dan masa depan bangsa ini ada di tangan generasi millennial, yaitu anda” ujarnya lagi kepada seluruh mahasiswa, dosen dan praktisi yang hadir pada forum tersebut.