Jakarta (2/6)-Mahasiswa Universitas Bakrie mendapatkan kesempatan berharga untuk dapat berbagi ilmu dari Drs. Suyoto M.Si. atau yang akrab disapa Kang Yoto, Bupati Bojonegoro yang berhasil merubah wajah pemerintahan atau transformasi Bojonegoro menuju Good and Clean Governance. Bertempat di ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie, Studium Generale dihadiri oleh civitas akademika FEIS UB.
Ki-Ka: Moderator Studium Generale Ketua Program Studi Ilmu Politik M. Tri Andika bersama Bupati Bojonegoro Kang Yoto
Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana M.Sc., Ph.D., Rektor Universitas Bakrie dalam sambutannya mengungkapkan keberhasilan pemerintah Kang Yoto dalam membangun Bojonegoro diantaranya Kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ramah HAM, revolusi mental, ketahanan bencana, Sustainable Development Goals (SDGs) dan Open Government.
Kang Yoto yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, bercerita napak tilas beliau sebelum memimpin Bojonegoro, bahwa harta, tahta dan cinta hanya bisa didapatkan dari hasil karya. Pada saat kampanye yang beliau jual adalah janji, namun mendapatkan kepercayaan dan reputasi, janji tersebut harus diiringi dengan bukti. “Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri tanpa kepercayaan dari masyarakat”, ujar beliau.
Enam pilar pembangunan berkelanjutan Bojonegoro diantaranya yaitu segi ekonomi, lingkungan hidup, pembentukan modal sosial, peningkatan kapasitas fiskal, pengolahan pemerintahan yang bersih dan tepat dan kepemimpinan yang transformatif. “Tahun 2015 rakyat Bojonegoro mampu memproduksi padi 907.000 ton gabah, meningkat dibanding tahun sebelumnya. Lebih dari 500,000 ton kami kontribusikan ke daerah lain. Hasil ini adalah buah dariseluruh eleman rakyat, pemeintah, TNI dan Polri” tambahnya lagi.
Tahun 2015 Blok minyak cepu lapangan Banyuurip mencapai puncak produksi, 170 ribu barrel perhari, dan dimungkinkan mencapai 205 ribu barrel perhari dimasa yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan adalah human approach, mendukung suksesnya produksi migas dengan membuat kebijakan yang tepat (Perda No. 23 tahun 2011), pengelolaan DBH Migas melalui investasi jangka panjang untuk memberikan manfaat ekonomi bagi generasi selanjutnya (endowment fund) melalui penyertaan modal di bank.
Pada tanggal 22 Maret 2016 yang lalu, Bojonegoro baru, saja mencanangkan tekad melaksanakan SDGs, sebuah tujuan pembangunan yang berkomitmen mewujudkan kehidupan bersama tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, tanpa ketidak adilan dan kesenjangan, pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan keseimbangan dengan lingkungan sosial dan alam.
Bojonegoro baru saja terpilih menjadi pilot project atau percontohan pemerintah yang terbuka open government patnership dunia, mewakili Indonesia, dan bersama dengan Soul Korsel dan Triblisi Georgia mewakali Asia. Keterbukaan Pemerintahan Bojonegoro sejajar dengan Paris, Scotland, Madrid dan kotalainnya, 15 kota percontohan open government dunia
“Pemimpin itu mereka yang bersama kita merumuskan mimpi menjadi visi, mengubah kepahitan masa lalu menjadi kearifan dan energi hidup, lalu memastikan hari ini kita mampu saling melengkapi karya untuk keberlanjutan kesejahteraan dan kebahagiaan sesama” imbuh Kang Yoto.
Kang Yoto menandatangani buku biografi-nya yang berjudul Resonansi Kepemimpinan Transformatif: Kang Yoto yang diberikan kepada penanya terbaik
Pada sesi terakhir, kang Yoto membagi-bagikan buku Biografi yang mencerminkan resonansi kepemimpinan transformatif beliau yang diberikan kepada penanya terbaik, yaitu Bagus mahasiswa Prodi Ilmu Politik asal Bojonegoro dan Cindy, staf akademik Universitas Bakrie yang ditandatangani langsung oleh beliau.