Departemen Ilmu Politik Universitas Bakrie kembali mengadakan Diplomatic Stage bagi mahasiswa-mahasiswi program studi Hubungan Internasional Universitas Bakrie pada Selasa (17/10/2017). Diplomatic Stage kali ini menghadirkan Dr. Rizali W. Indrakesuma, Duta Besar Indonesia untuk India, yang membahas topik mengenai Etika dan Diplomasi.
Pada dasarnya, etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. Sedangkan etika diplomasi merupakan upaya pelaku diplomasi untuk menjalankan tugas mereka memperjuangkan kepentingan nasional sesuai dengan kaidah-kaidah moral dan kebenaran universal yang berlaku secara internasional. Etika diplomasi mencakup beberapa elemen yang harus dianut oleh para Diplomat, yaitu integritas, kejujuran, obyektivitas, dan impersialitas (ketidakberpihakan).
Pada kegiatan ini, Dr. Rizali W. Indrakesuma pun menekankan bahwa Diplomat merupakan wakil negara yang akan menjadi representasi dari negara itu sendiri di hadapan negara-negara lainnya. Meskipun banyak ahli yang mengemukakan bahwa seorang Diplomat adalah seseorang yang ditugaskan ke luar negeri untuk berbohong, namun menjadi Diplomat bagaikan menjadi seorang Public Relations bagi negaranya di mana Diplomat harus menjaga citra negaranya dan juga mampu membangun hubungan baik dengan negara-negara sahabat.
Diplomat bukanlah seorang mata-mata yang ditunjuk negara, melainkan Diplomat harus menjadi cerminan bagaimana negara ingin dipandang. Apapun permasalahan yang sedang terjadi di negara asalnya, maka Diplomat harus selalu bersikap netral dan mampu menyampaikan informasi tentang negaranya tanpa menimbulkan pandangan negatif di mata publik.
"Kita adalah wakil negara maka kita harus pandai menggambarkan tentang negara kita secara benar dan tidak mencampurkan keberpihakan kita." ujar Rizali.

Dalam hal ini diplomat tidak boleh benar benar menyampaikan hal negatif yang terjadi tentang negara secara gamblang. Melainkan seorang diplomat harus menyampaikan hal tersebut dengan cara yg positif dengan tetap tidak berbohong, menyampaikan kebenaran, dan tidak judgmental.
Menjadi duta besar tentunya dinilai menyenangkan karena memiliki keuntungan tersendiri, seperti dapat mengunjungi negara sahabat dan menetap dalam jangka waktu yang cukup lama dengan didukung oleh fasilitas yang diberikan negara, namun ada tugas besar bagi seorang Diplomat, yaitu sebagai jembatan antara negara indonesia dengan negara sahabat, bukan mewakili diri sendiri melainkan melaksanakan kepentingan umum sehingga perlu penyesuaian terhadap negara sahabat agar tujuan negara tercapai. Terlebih lagi, seorang Diplomat harus selalu menjaga image negara dan seluruh kegiatannya dipantau oleh pemerintah pusat di Jakarta. Bagi seorang diplomat keberhasilan membangun etika diplomasi berarti berhasil membangun good governance pada tiap negara di for a internasional.

Pada kesempatan ini pun, Rizali mengungkapkan bahwa saat ini Kementerian Luar Negeri RI sedang membangun Etika Diplomat yang intinya adalah memberikan pedoman etika diplomasi bagi para pelaku diplomasi, baik saat bertugas di luar negeri maupun di dalam negeri. Guest lecture ini pun diakhiri dengan sesi tanya jawab serta Rizali menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur mahasiswa sambil bermain gitar.