Beberapa hari ini, media massa dihebohkan dengan adanya kasus kekerasan atau bullying yang menimpa beberapa pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Bullying pada dasarnya tidak hanya melukai seseorang secara fisik, tetapi juga mengganggu psikis dan mental seseorang. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi sebagian besar pelajar maupun mahasiswa serta para orang tua.

Pada dasarnya, individu diciptakan dengan keunikannya tersendiri. Unik berarti tidak ada satupun individu yang memiliki 100% kesamaan. Setiap orang pasti memiliki karakter, latar belakang, suku bangsa, agama, budaya, dan nilai-nilai yang dianut masing-masing yang tentunya semua hal tersebut berbeda satu sama lain. Di Indonesia sendiri, keberagaman sudah menjadi ciri khas yang tidak akan pernah bisa terlepas dari identitas bangsa dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan, seperti semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Dikalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie (Ilkom UB)pun memiliki keberagaman. Mahasiswa tidak hanya berasal dari wilayah di sekitar Jabodetabek saja, melainkan dari seluruh daerah di Indonesia, seperti Papua, Aceh, Padang, Batam, Bandung, Tegal, Pontianak, Makassar, Gorontalo, Bali, Lombok, dan daerah-daerah lainnya. Banyaknya “anak rantau” membuat lingkungan keluarga mahasiswa pun dibentuk sedemikian rupa agar dapat menjadi “rumah” yang dikelilingi oleh keluarga dengan membangun sense of belonging, rasa saling menjaga satu sama lain, tenggang rasa, dan kebersamaan yang kuat.

Saat memasuki lingkungan perkuliahan di Ilmu Komunikasi, mahasiswa diajarkan lima nilai-nilai utama dalam keluarga mahasiswa Ilkom UB, yaitu FIRST yang terdiri dari Familiy, Inisiative, Respect, Solidarity, dan Teamwork. Nilai-nilai ini selalu diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari maupun menjadi dasar dalam membentuk suatu kegiatan tertentu. Salah satunya adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016, yang bertajuk “Komunal 2016Rewind” yang diselengarakan pada Jumat (21/7), di Taman Firdaus, Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016 berkumpul di Taman Firdaus guna menghadiri Komunal 2016 Rewind.

Acara ini merupakan gathering sekaligus halal bihalal bagi seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi UB angkatan 2016 sebagai ajang untuk mengenang dan mengapresiasi satu tahun kebersamaan mereka setelah resmi menjadi mahasiswa Ilm Komunikasi UB. Rangkaian acara ini terdiri dari pemutaran video kilas balik dari pertemuan pertama mahasiswa angkatan 2016 dan perjalanan selama satu tahun ini, hiburan musik akustik, dan acara intinya adalah bertukar surat kepada teman-teman yang lain yang bertujuan untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan keluh-kesah sebagai bahan evaluasi diri dan menghindari adanya pertikaian satu dengan yang lain.

Surat-surat yang dikumpulkan mahasiswa untuk dibagikan kepada teman yang dituju.

“Dasar kegiatan ini karena kami keluarga. Sebenarnya kita memang suka kumpul-kumpul juga, cuman kami apa adanya aja, gak yang mewah-mewah yang penting kita kumpul aja seru-seruan.” ujar Adella Fitri, Ketua Pelaksana Komunal 2016 Rewind yang ditemui dalam acara tersebut.

Kegiatan ini pun menunjukkan bahwa kekeluargaan yang dibangun di Ilmu Komunikasi UB benar-benar diterapkan dengan sebaik mungkin dan menghindari adanya pem-bully-an antarmahasiswa yang belakangan ini sedang menjadi perhatian masyarakat. Terlebih lagi kekeluargaan ini tidak hanya dibangun dalam satu angkatan saja, bahkan antara alumni, senior, dan dengan junior pun semuanya bersatu dalam keluarga mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie yang disebut dengan nama Komunal. Menanggapi adanya kasus kasus bullying yang menimpa pelajar dan mahasiswa, Rayhan, Ketua Angkatan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016, pun menyatakan bahwa adanya acara ini merupakan upaya menyatukan angkatan 2016 guna menghindari masalah hubungan angkatan yang renggang dan bully antarteman.

Hiburan musik yang dibawakan oleh Fadli dan Galuh, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2016, sebagai salah satu rangkaian acara dari Komunal Rewind 2016.

“Di Ilkom Bakrie sendiri tidak pernah ada kejadian bullying karena sejauh ini kami selalu respect antara satu sama lain. Kita juga gak boleh asal meng-judge orang asal-asalan karena kita juga punya dasar-dasarnya kalo kuliah di Ilkom Bakrie itu seperti apa.” ujar Rayhan.

Pada dasarnya, menghargai adanya perbedaan dan keunikan masing-masing menjadi dasar untuk menghindari adanya tindakan kekerasan atau bullying. Menghargai satu sama lain, menyediakan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi dengan baik, serta membangun keakraban sebagai keluarga layaknya dengan saudara sendiri menjadi fondasi kuat dalam menciptakan persatuan di lingkungan mahasiswa. Karena sesungguhnya tidak perlu ikatan darah untuk menjadi saudara.