“Membuat brand bukan sekedar butuh kreativitas, brand itu ikatan emosi. Ikatan emosi tertinggi adalah cinta. Siapapun yang pernah jatuh cinta bisa membuat brand.” tutur pakar branding Subiakto Priosoedarsono, yang akrab disapa Pak Bi kepada peserta Brandstorming Vol 1 di Ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie (28/3).
Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie melalui klub mahasiswa peminatan advertising, AdBrandClub mengadakan talkshow dengan tema ‘Branding in the Motion of Creativity’. Acara ini merupakan pilot project AdBrandTalk.
Subiakto Priosoedarsono adalah pakar branding di Indonesia yang telah berpengalaman di dunia advertisement selama 48 tahun dan telah membesarkan brand-brand besar di Indonesia, seperti McDonalds, Kopiko, Indomie, sampai dengan tokoh politik, yang paling terkenal adalah slogan “Bersama Kita Bisa” yang digaungkan oleh SBY.
Brand merupakan intangible assets yang memiliki harga lebih tinggi dari dibandingkan tangible assets. Salah satu pengalaman yang beliau sharing adalah pengalaman dari sahabat beliau, Budi Satria Isman yang mengakuisisi Sari Husada pada tahun 2004 senilai 4 triliun, sebesar 1 triliun untuk tangible asset dan 3 triliun untuk intangible asset berupa brand SGM Aktif, SGM Eksplor, Lactamil, SGM Bunda, dan Vitalac pada 2 tahun kemudian (2006) Sari Husada dijual ke Danone senilai 22 triliun, sebesar 2 triliun untuk tangible assets dan 20 triliun untuk intangible assets berupa brand SGM Aktif, SGM Eksplor, Lactamil, SGM Bunda dan Vitalac.
Selain brand, awareness akan digital disruption juga dibahas pada acara ini. Digital disruption sudah terjadi sejak 20 tahun lalu dan akan menggulung semua industri di Indonesia, contohnya Go-Jek mendisrupt Bluebird. Pesan beliau adalah, mahasiswa untuk bisa siapkan mental, karena tanpa inovasi SDM akan tergerus jaman, punya resto tanpa resto, punya Bank tanpa Bank, punya kantor tanpa kantor, punya duit tanpa cash, punya toko tanpa toko.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Suharyanti, MSM mengatakan AdBrandTalk sebagai acara yang mendiferensiasikan prodi ilmu komunikasi Universitas Bakrie dengan Universitas lain karena prodi Ilkom UB beda.