Reputasi media, terutama media online, dewasa ini menjadi sorotan karena banyaknya hoaks, berita palsu dan pemelintiran fakta, sehingga kredibilitasnya meragukan. Media online dianggap hanya mengejar klik dan share untuk meraup iklan tanpa mempedulikan aspek-aspek etika dan logika berita. Padahal, etika dan logika berita merupakan bagian dari perilaku merek media, sedangkan perilaku merek adalah salah satu dimensi citra merek, yang berarti faktor etis dan logis berita berimplikasi pada reputasi dan citra media yang memberitakannya.

Demikian ringkasan makalah hasil riset yang ditulis oleh dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie yakni Bambang Sukma Wijaya, Suharyanti dan Maria Theresia Anitawati berjudul “Media Brand Reputation 2.0: Pengaruh Etika dan Logika Berita Online terhadap Citra Merek Media” yang mengantarkan sebagai Juara I Best Paper Award kategori Media Online pada 4th Indonesian Media Research Award and Summit (IMRAS) yang diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat pada 1 November 2017 di Surabaya. Selain itu, pemenang yang dibacakan ketua dewan juri Dr. Turnomo Rahardjo dari Universitas Diponegoro itu juga mendaulat makalah lain karya Bambang Sukma Wijaya, berjudul “Menggantang ‘Asap’ Popularitas: Strategi Komunikasi Kreatif Berita Utama Republika” sebagai juara II untuk kategori Media Cetak. Atas kemenangannya, Bambang pun disediakan satu slot khusus untuk penerbitan di jurnal terakreditasi Dikti yakni Jurnal Komunikasi ASPIKOM yang diterbitkan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi. Dengan demikian, ini untuk kedua kalinya dosen Ilkom Bakrie meraih dua gelar sekaligus setelah pada tahun 2015 menjuarai 2 kategori Media Online dan Media Sosial. Helatan tahunan insan media ini diikuti 115 akademisi dan peneliti dengan 89 abstrak dari 46 universitas, sementara 45 full-paper yang lolos penilaian dipresentasikan pada 1 November 2017 di Hotel Harris Gubeng, Surabaya. Kriteria penilaian didasarkan pada aspek-aspek gagasan, kesesuaian tema, penulisan, dan metodologi.

Menurut Dr. Irwa Zarkasi, salah satu dewan juri, proses penilaian dilakukan secara blind review dan saling terpisah, sehingga tak seorang pun anggota juri yang mengenal penulisnya. Ketika penilaian usai kemudian total nilai dikumpulkan dan identitas penulis diungkap, semua juri terkejut karena ternyata wakil dari Universitas Bakrie meraih nilai tertinggi di kedua kategori. Juri lain adalah Dr. Eriyanto dari Universitas Indonesia, Asmono Wikan direktur eksekutif SPS Pusat, dan Budhiana Kartawijaya dari Harian Pikiran Rakyat. Sementara itu, penyerahan piagam dan hadiah disampaikan oleh Dahlan Iskan, ketua umum SPS Pusat, yang didahului talk show “Menggagas Model Bisnis Pers Masa Depan” yang menghadirkan Lulu Terianto, Direktur Utama Harian Bisnis Indonesia dan Brian Rock, Managing Director Nielsen Australia.