Merebaknya media online, menciptakan bumerang terkait perilaku dan karakter berita yang ditayangkannya. Di satu sisi, aktualitas dan kecepatan berita menjadi keunggulan,
namun di sisi lain akurasi, tendensi, persuasi dan sensasi berita menjadi problem tersendiri. Hal ini menghasilkan produk berita yang bukan hanya tidak etis, tetapi juga kadang tidak logis, sehingga kerap menimbulkan kontroversi, polemik, gunjingan bahkan olok-olok warga pengguna internet yang kemudian berdampak pada reputasi merek media (media brand).
Demikian ringkasan riset berjudul “Etika dan Logika Berita Online: Implikasi Media Branding” yang mengantarkan Bambang Sukma Wijaya, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie meraih salah satu best paper award untuk kategori Media Online yang dipresentasikan mewakili Universitas Bakrie dalam Indonesia Media Research Award and Summit (IMRAS) 2015 di Hotel Neo Awana Aston, Yogyakarta pada 7 Oktober 2015. Selain itu, Bambang Sukma Wijaya bersama Dyama Khazim Setyadi juga meraih best paper award untuk kategori Media Sosial dengan judul “Redaktur yang Tertukar: Ketika Media Online ‘Menjual’ Berita via Media Sosial”. Dyama adalah alumni Program Studi Manajemen Universitas Bakrie yang kini telah menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Komunikasi dan bekerja sebagai Community Specialist Growmint Digital Agency dan Corporate Communications PT Growinc Indonesia. Paper yang dipresentasikan mewakili Universitas Bakrie tersebut merupakan hasil tulis ulang (rewrite) bersama yang di-upgrade sesuai standar artikel publikasi ilmiah berdasarkan data dari skripsi Dyama di UB pada 2012 lalu dengan pembimbing Bambang Sukma Wijaya. “Yang benar, Pak? Kita menang?” ujar Dyama seperti tak percaya ketika nama Universitas Bakrie diumumkan kedua kalinya.
IMRAS adalah event tahunan SPS (Serikat Perusahaan Suratkabar) Pusat yang dirangkaikan dengan IPRAS (Indonesia Public Relation Award and Summit) dan INGPRAS (Indonesia Government Public Relation Award and Summit). Tahun ini, terjadi peningkatan 21% fullpaper yang masuk dari 36 perguruan tinggi negeri dan swasta dengan 52 paper yang dipresentasikan dalam tiga kategori, yakni Media Cetak, Media Online dan Media Sosial. Dewan juri IMRAS 2015 diketuai Prof. Dr. Sasa Djuarsa Sendjaja dari Universitas Indonesia, dengan anggota Dr. Eriyanto (penulis dan peneliti LSI), Nasihin Masha (Pengurus SPS Pusat/ Pemimpin Redaksi Harian Republika), Arief Prabowo (VP Corporate Communication PT Telkom) dan Dr. Irwa Zarkasi, M.Si. (Universitas Al-Azhar Indonesia). Event IMRAS yang bertema ‘Tren Pola Konsumsi Media di Indonesia Tahun 2015’ ini juga menampilkan pembicara ketua SPS Pusat Dahlan Iskan, sementara acara penganugerahan pemenang IMRAS, IPRAS dan INGPRAS dilaksanakan serentak pada 27 Oktober 2015.