Bulan Juli 2014 meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi saya dan 12 rekan saya yang lainnya. Di bulan itu kami ber-13 memutuskan untuk melakukan Kerja Praktek di PT Bakrie Construction sebagai salah satu bentuk pemenuhan kurikulum yang wajib dilakukan oleh mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Bakrie.

Perasaan saya cukup campur aduk, bingung tapi excited, penasaran tapi juga ragu-ragu, hingga akhirnya kami berangkat dengan bus menuju kota Cilegon pada tanggal 5 Juli 2014. Setelah itu, dilanjutkan dengan perjalanan menuju Desa Sumuranja pada hari berikutnya dimana PT Bakrie Construction yang seterusnya akan saya sebut dengan Bcon, berada. Desa Sumuranja merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, berlokasi kurang lebih 130 kilometer dari Jakarta. Akses ke desa ini tidak terlalu mudah apalagi jika tidak memakai kendaraan pribadi. Oleh karena itu tiap kali ke Sumuranja, kami harus naik angkot dan menempuh jalan yang tidak rata dan berdebu selama hampir satu jam. Di sisi kiri dan kanan perjalanan saat menuju Sumuranja, banyak sekali kami temui pabrik-pabrik kimia. Takjub juga kami melihatnya. Singkat cerita, banyak sekali pengalaman yang kami rasakan, mulai dari perjuangan mencari kamar kontrakan hingga perjuangan membagi waktu untuk berbuka puasa ke kota Cilegon. Hal ini dikarenakan kami juga harus mempertimbangkan angkot yang tidak beroperasi lagi ke daerah Sumuranja di atas jam 9 malam. Namun dari semua hal di atas, hal yang paling berkesan menurut saya adalah ketika bergabung dan mengenal perusahaan Bcon ini secara lebih dekat. Bcon adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa, pengadaan, konstruksi serta instalasi dan fabrikasi baja. Jadi, fokus Bcon adalah membuat platform untuk industri Oil & Gas, Metal, Mining, Power, Marine/Ship, Chemical Plant, Crushing Plant serta Cement Plant. Salah satu proyek yang dikerjakan oleh BCon Saat pertama kali datang ke Bcon, kami langsung diberikan Safety Induction dan melakukan sesi foto untuk ID card kami. Kami ber-13 kemudian dibagi ke dalam berbagai departemen yang nantinya tiap minggu, secara bergilir, akan dipindah dari satu departemen ke departemen lainnya. Departemen pertama saya adalah Yield Service Departement. Departemen ini terbagi menjadi 3 divisi yaitu Chamber and Painting dimana tugas pada divisi ini berkaitan dengan pengecatan part-part untuk proyek. Divisi Maintenance & Facility yang tugasnya untuk mengatur penjadwalan perbaikan semua fasilitas yang ada di Bcon, serta divisi Rigging and Scaffolding. Menurut saya, divisi yang terakhir ini memiliki tantangan tersendiri. Rigging adalah kegiatan mengangkat part proyek untuk digabung dengan part-part yang lain, yang tentunya memiliki resiko yang tidak kecil. Kalau-kalau part yang berukuran besar dan berat itu jatuh saat diangkat, tentu bisa dibayangkan kerugian yang harus ditanggunng oleh pihak Bcon. Di sisi lain, Scaffolding adalah kegiatan pembuatan tangga yang merupakan akses jalan bagi operator-operator yang bekerja di ketinggian. Jika pengaturan scaffolding ini salah, maka nyawa operator menjadi taruhannya. Pada saat Kerja Praktek berlangsung, Bcon sedang mengerjakan dua mega proyek secara bersamaan, sehingga suasana kantor menjadi cukup sibuk. Tidak jarang ketika kami survey ke lapangan, klien-klien Bcon berdatangan untuk mengecek progress proyek mereka. Karena Bcon bertindak sebagai tukang jahit (merakit part-part yang ada membentuk suatu proyek), maka kegiatan inti yang sangat berperan di sini adalah pengelasan. Kualitas pengelasan adalah hal yang paling diperhatikan oleh Bcon. Oleh karena itu, di lapangan juga terdapat sekolah pengelasan bagi operator-operator baru dan juga bagi operator-operator yang memiliki tingkat kesalahan melampaui batas toleransi saat bekerja. Saat berkunjung ke wilayah proyek, kami diharuskan memakai sepatu safety, helm, kacamata dan juga earplug. Sepatu safety berguna melindungi kaki kami dari part-part berbahaya yang bertebaran di lapangan dan juga material-material berat yang bisa saja jatuh menimpa kaki kami saat berada di lapangan. Helm berfungsi untuk melindungi kepala kami, kacamata untuk melindungi mata kami dari sinar las dan debu serta earplug untuk melindungi gendang telinga kami dari sumber-sumber suara yang melampaui batas frekuensi normal pendengaran manusia. Di pabrik, suara yang paling keras terdengar adalah saat gouging (ini adalah cara pembuangan seluruh logam las dengan cara grinding ketika terdapat kesalahan yang tidak dapat ditoleransi sehingga dihasilkan sambungan yang baik dan memenuhi kriteria standar). Momen berkesan lainnya adalah ketika saya dan teman-teman mendapat kesempatan untuk naik ke topside, salah satu bagian dari proyek platform terbesar yang pernah di buat oleh Bcon. Sebelum naik, kami di induksi tentang aturan keselamatan di ketinggian. Setelah itu kami memakai perlengkapan tambahan untuk naik platform yaitu body harness. Salah satu mahasiswa TIN UB yang sedang memakai body harness Berikut pemandangan yang kami dapatkan ketika berada di topside: Sungguh banyak sekali pengalaman serta pengetahuan baru yang kami dapatkan selama melakukan Kerja Praktek di Bcon. Karyawan-karyawannya begitu ramah serta tidak mengenal lelah menanggapi setiap pertanyaan dan ketidaktahuan kami mengenai dunia proyek. Kami juga tidak pernah dibatas-batasi dan dengan leluasa mencoba segala hal yang baru, yang belum tentu bisa kami dapatkan di tempat lain, seperti mengelas dan naik platform. Akhir kata, terimakasih banyak untuk Bcon yang telah memberikan kesempatan kepada kami mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga dan tidak ternilai. Tentu kami berharap Bcon tetap menjadi perusahaan yang mampu bersaing di bidang konstruksi terutama di bidang konstruksi platform dengan melahirkan platform-platform yang keren setiap tahunnya. Terimakasih banyak Bcon!