Mahasiswa Program Studi (prodi) Informatika Universitas Bakrie (UB)dididik untuk mampu merancang, menggunakan, menganalisis, serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pengolahan informasi dalam menggunakan aplikasi serta memaksimalkan penggunaan teknologi jaringan berbasis protokol Internet.
Trend teknologi informasi saat ini berkembang memicu kejahatan siber yang semakin beragam. Dengan menghadirkan Iwan Sumantri bersama Tim NCSD (National Cyber Security Defence) dalam membahas berbagai isu seputar keamanan siber dalam tema “Proteksi dari Ancaman Serangan Siber dan Malware“, maka mahasiswa informatika UB terus dibekali ilmu baru sesuai kebutuhan saat ini.
Dengan dukungan kurikulum yang lebih fokus dan staf pengajar yang profesional, lulusan Informatika UB diarahkan untuk menguasai teknologi terkini dalam pemrosesan informasi berbasis jaringan computer dan komunikasi data.
“Mahasiswa yang belajar di Universitas Bakrie selalalu kita tanamkan, kemanfaatan untuk orang banyak, kemudian ke Indonesiaan, bahwa Negara kita persatuan Indonesia, dan satu lagi kebersamaan”. Ujar Pak Hoga, selaku kaprodi Sistem Informasi.
Kegiatan ini diadakan sebagai forum diskusi untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan wawasan baru mengenai peran dan kinerja Iwan Sumantri bersama Tim NCSD di bidang cyber security nasional dalam mengatasi permasalahan keamanan di bidang cyber yang terus berkembang.
Melalui kegiatan ini tentu diharapkan banyaknya pengetahuan baru serta motivasi bagi calon mahasiswa sarja informatika dalam mengembangkan potensinya sebagai bentuk keilmuan dan partisipasi publik kepada Negara.
Bukan hanya kejahatan siber secara nasional bahkan beberapa bulan yang lalu, dunia siber sempat marak akibat adanya kejahatan siber dalam lingkup multinasional. Permasalahn ini, sempat meramaikan beberapa Negara, salah satunya Indonesia yang sempat terkena dampak dari kejahatan ini.
Kejahatan dunia siber sangat beragam, di Indonesia sering kali dijumpai saat mendekati pemilu seperti halnya, buzzer yang biasa dikenal dengan hacker media sosial, isu pilkada, SARA dan ketidak puasan masyarakat terhadap Kebijakan Pemerintah berupa buzzer, situs berita hoax, kampanye hitam, dll.
Perkembangan teknologi yang pesat memicu fenomena saat ini, namun semua dapat diminimalisir dengan pembekalan etika bagi calon lulusan sarjana informatika dalam penggunaan dan penerapan ilmunya.
Berdasarkan pemaparan yang disampaiakan Iwan Setiawan dalam presentasinya. Saat ini, semua perangkat elektronik dapat dihubungkan ke internet yang lebih dikenal dengan Internet of Things (IoT). IoT ini juga digunakan sebagai perangkat untuk melakukan serangan dan juga menjadi target. IoT dapat digunakan sebagai media penyebaran malware. Adapun serangan DDoS, cracking password, meretas sistem/aplikasi, backdoor, ransomware dan APTs dapat dilakukan dengan IoT Banyaknya perangkat yang terhubung ke internet atau yang menggunakan IP Address dan kurangnya pemahaman keamanan juga menyebabkan perangkat dapat digunakan atau diambil alih oleh pihak lain.
Banyak sekali informasi baru dan bermanfaat peserta yang hadir, khususnya bagi mahasiswa informatika UB. Diharapkan kegiatan ini terus mendorong calon sarjana informatika dalam berkarya serta sangat memperhatikan etika penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang terus berkembang.