Indonesia, yang menempati peringkat kedua dalam konsumsi mie instan terbanyak di dunia setelah Cina berdasarkan data dari World Instant Noodles Association, kini sedang menghadapi tantangan untuk membuat mie instan yang lebih sehat. Dr. Kurnia Ramadhan, Dosen dan Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie, telah mengambil langkah dalam mengatasi tantangan ini.
Bapak Kurnia telah melakukan penelitian untuk mengembangkan produk mie instan yang lebih sehat dengan menambahkan bekatul sebagai sumber serat pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bekatul dengan ukuran partikel yang halus penting untuk mendapatkan mutu gizi dan sensori mie instan yang baik.
Penelitian ini dipresentasikan pada Food Innovation Asia Conference (FIAC) 2024 yang berlangsung pada tanggal 13-14 Juni 2024 di Bangkok International Trade and Exhibition Center. Penelitian ini didukung oleh pendanaan dari Hibah Penelitian Fundamental Reguler Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Konferensi tahun ini dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara, termasuk tuan rumah Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Cina, India, Srilanka, dan Australia. Tema yang diusung pada tahun ini adalah "Food Innovation: Trends, Impacts, and Solutions for a Sustainable Future". Konferensi ilmiah internasional ini menjadi forum penting bagi para ilmuwan dan mahasiswa sebagai sarana pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam aktivitas penelitian di bidang sains dan teknologi pangan.
Dengan penelitian ini, Bapak Kurnia berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan produk pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.