Briliani Dwi Harnawan Putri, Delegasi Jawa Tengah untuk Indonesia-China Youth Exchange Program (IChYEP) 2015
Briliani Dwi Harnawan Putri merupakan seorang mahasiswi aktif angkatan 2012 jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Bakrie.
Briliani terpilih sebagai perwakilan resmi Jawa Tengah dan Indonesia yang diutus langsung oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI serta Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Jawa Tengah untuk mengikuti program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) dalam program Pertukaran Pemuda Indonesia-Tiongkok (PPIT) 2015 atau Indonesia-China Youth Exchange Program (IChYEP) 2015.
“Ke luar negeri bagi sebagian orang mungkin hal yang biasa. Akan tetapi, rasanya akan sangat berbeda apabila kita ke luar negeri dengan membawa label sebagai youth ambassador atau duta bangsa. Segala perilaku dan penampilan kita adalah representasi Indonesia,” kata mahasiswi kelahiran Klaten, 2 Juni 1995 ini.
Bersama dengan delegasi lain baik delegasi perwakilan provinsi maupun perwakilan pusat, Briliani mengikuti serangkaian program selama 10 hari di negeri tirai bambu serta 3 hari di Jakarta untuk Pre-Departure Training (PDT) dan Re-entry. Selama di Tiongkok, terdapat empat kota yang dikunjungi, yaitu Beijing, Yinchuan (Provinsi Ningxia), Fuzhou dan Quanzhou (Provinsi Fujian). Program ini merupakan hasil kerjasama bilateral antara Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dan Tiongkok yang diwakili oleh All China Youth Federation.
Kegiatan selama di Tiongkok cukup banyak dan padat. Pertama, kegiatan berupa institutional visit, yakni kunjungan museum, kunjungan ke situs budaya dan wisata, serta kunjungan entrepreneurship di beberapa perusahaan dan inkubator bisnis yang didirikan oleh pemerintah Tiongkok. Museum yang dikunjungi antara lain Museum Dokter Hui di Ningxia Medical University, Wolfberry Museum dan Ningxia Museum di Provinsi Ningxia, serta Lin Ze Xu Museum di Provinsi Fujian. Briliani juga mendapat kesempatan untuk menggali kebudayaan melalui beberapa situs budaya dan wisata diantaranya Tembok Besar Tiongkok atau The Great Wall of China, Forbidden City, Chaoyang Theatre, Taman Islamik Tionghoa serta Three Lanes and Seven Alleys.
Kegiatan kedua yaitu courtesy call, merupakan kunjungan kenegaraan dalam suasana formal yang dilakukan ketika para delegasi bertemu dengan pihak petinggi di pemerintah. Dalam kunjungan kenegaraan ini, para delegasi ikut menampilkan pertunjukkan budaya Indonesia pada penghujung acara. Briliani sendiri menampilkan tiga jenis tari selama di Tiongkok, yakni Tari Kembang Jatoh dari DKI Jakarta, Tari Kecak dari Bali serta Tari Saman dari Aceh.
Kegiatan ketiga yaitu youth dialog, merupakan kesempatan berinteraksi secara lebih mendalam bersama para pemuda lokal Tiongkok. Kegiatan ini dilakukan di Beijing International Youth Camp, Beifang University of Nationalities serta Huaqio University. Kegiatan terakhir berupa lecture melalui pidato dan forum. Terdapat dua materi yang disampaikan, yaitu pidato tentang inisiasi terbaru Tiongkok, “One Belt One Road: Kesempatan dan Harapan bagi Pemuda dalam Pembangunan”, yang disampaikan oleh Prof. Xu Liping, Ketua Kantor Riset Budaya Sosial Asia-Pasifik dari Chinese Academy of Social Sciences serta forum bertopik “Wilayah Ekonomi Jalur Sutera” yang disampaikan oleh Mr. Fan Jianmin.
Bagi Briliani, program ini adalah sebuah investasi yang cukup besar, yang diberikan oleh negara kepara para delegasi. Delegasi Indonesia-China Youth Exchange Program (IChYEP) 2015 berhutang kepada negara untuk memberikan kontribusinya, paling tidak melalui proyek sosial yang akan diimplementasikan di daerah provinsi masing-masing.
“Saya tidak menyangka bahwa setelah program ini, tiba-tiba saya memiliki keluarga baru yang ada di 34 provinsi di Indonesia. Harapan saya pribadi adalah semoga Post-Program Activity (PPA) yang akan diimplementasi oleh para delegasi mampu memberikan kontribusi secara positif bagi Indonesia,” kata Briliani.