ARB: “Karya Anak Bangsa Bidang Inovasi Teknologi Meningkatkan Investor”
Keberhasilan Gojek yang dipimpin oleh anak Indonesia, yang baru saja menerima Bakrie Award 2017, patut menjadi perhatian bagi Universitas dalam pengembangan kurikulum dan bekal pendidikan kepada mahasiswanya.
“Kampus tidak hanya ada untuk meraih title atau gelar. Namun juga untuk menghasilkan inovasi, yaitu harus melompat jauh kedepan artinya yang bersifat ‘long term vision’, dengan dampak merubah kehidupan manusia yang lebih baik. Kalau kita dapat mencapainya, kita seharusnya akan menjadi bangga karena kita memberikan kontribusi, dalam pembaharuan dibidang teknologi diantaranya biologi, neurotika, artificial intelligence, dan lain-lain” , ungkap Bpk. Ir. H. Aburizal Bakrie (ARB) pada pidato ilmiahnya didepan lebih dari 250 peserta yang hadir di Hotel EDC Malaysia atas undangan Universiti Utara Malaysia (UUM) pada 3 Oktober 2017 lalu.
Gojek berhasil menggabungkan antara bisnis dan keadilan sosial, kenapa? Karena perusahaan start-up preneur tersebut sudah mempekerjakan lebih dari 250 ribu pegawai, sementara Kelompok Usaha Bakrie yang sudah berdiri lebih dari setengah abad (75 tahun), hanya memiliki 60 ribu pegawai, ini artinya penggunaan teknologi bisa memperkaya rakyat kita.
Berkaca pada Negara-negara maju di Asia, seperti Cina, Korea Selatan dan Jepang, yang sudah dapat memanfaatkan teknologi terbaru, dalam berbagai aspek kehidupan masyrakat baik dibidang bisnis, e-commerce, transportasi massal, kesehatan dan lainnya, sehingga mampu melakukan change life of behavior. Sesungguhnya Malaysia dan Indonesia sudah mulai bangkit, contohnya karya anak bangsa seperti Gojek, Grab dan Tokopedia yang sudah menarik investor tingkat dunia, dan semua usaha tersebut tidak memerlukan dana yang besar.
Pada pidato ilmiahnya, ARB juga menegaskan bahwa SDM yang unggul, adalah kunci dari keberhasilan sebuah bangsa. ARB juga mengharapkan agar kerja sama yang telah terjalin antara Universitas Bakrie (UB) dengan Universiti Utara Malaysia (UUM), kedepannya tidak hanya mendatangkan manfaat yang luas bagi kedua universitas, tapi juga bagi hubungan kedua negara, Indonesia dan Malaysia. Suatu kerja sama yang baik, menurut ARB, harus menghasilkan apa yang disebut dengan Transformation of Humanity. Perubahan dan peradaban umat manusia, sebagai tujuan jangka panjang. “Bangsa-bangsa di Asia seperti Malaysia akan berdiri digaris terdepan mendorong tapal batas kemajuan ilmu meningkatkan hidup dan kehidupan manusia” ujarnya lagi.
Hubungan antara UB dan UUM ini sudah terjalin sejak tahun 2015. Kemudian pada 11 Maret 2016, terjadi penandatanganan MoU antara UB dan UUM yang mencakup pengajaran dan penelitian diantaranya student exchange, lecture and staff exchange, joint research dan international program and postgraduate program.
“Perguruan Tinggi harus semakin bersandar pada mutu. Kata kuncinya adalah ‘the willingness to strive’, saya yakin dalam satu generasi ke depan Negara Indonesia dan Malaysia bisa menjadi contoh bagi Negara-negara berkembang.” Tutup ARB dalam lawatannya ke UUM.